Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan bagaimana perusahaan bertanggung jawab berbisnis dalam pengambilan keputusan internal untuk kepentingan perusahaan maupun masyarakat.
Tanggung Jawab sosial perusahaan berkaitan dengan pertanyaan berikut:
• Apakah memang perusahaan punya tanggung jawab moral dan sosial ?
• Kalau ada, manakah lingkup tanggung jawab itu ?
• Apakah, terkait dengan tanggung jawab sosial perusahaan itu, perusahaan perlu terlibat dalam kegiatan sosial yang berguna bagi masyarakat atau tidak ?
• Bagaimana tanggung jawab sosial perusahaan itu dapat dioperasionalkan dalam suatu perusahaan ?
1. Syarat bagi Tanggung Jawab Moral
• Tindakan itu dijalankan oleh pribadi yang rasional
• Bebas dari tekanan, ancaman, paksaan atau apapun namanya
• Orang yang melakukan tindakan tertentu memang mau melakukan tindakan itu
2. Status Perusahaan
Terdapat dua pandangan (Richard T. De George, Business Ethics, hlm.153), yaitu:
• Legal-creator, perusahaan sepenuhnya ciptaan hukum, karena itu ada hanya berdasarkan hukum
• Legal-recognition, suatu usaha bebas dan produktif
Tanggung jawab sosial perusahaan hanya dinilai dan diukur berdasarkan sejauh mana perusahaan itu berhasil mendatangkan keuntungan sebesar-besarnya (Milton Friedman,The Social Responsibilities of Business to Increase Its Profits, New York Times Magazine,13-09-1970)
Ini hanyalah bentuk tanggung jawab legal..
Sebagai contoh, banyak perusahaan telah mencapai pengelolaan lingkungan standar ISO 14001. Sebuah standar yang sedang diperkenalkan di akhir 2010 untuk membantu bisnis mengelola tanggung jawab sosial mereka.
* Anggapan bahwa perusahaan tidak punya tanggung jawab moral sama saja dengan mengatakan bahwa kegiatan perusahaan bukanlah kegiatan yang dijalankan oleh manusia
* Tanggung jawab moral perusahaan dijalankan oleh staf manajemen
* Tanggung jawab legal tidak dapat dipisahkan dari tanggung jawab moral
Sesungguhnya, pada tingkat operasional bukan hanya staf manajemen yang memikul tanggung jawab sosial dan moral perusahaan ini, melainkan seluruh karyawan….
3. Lingkup Tanggung jawab Sosial
• Keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosial yang berguna bagi kepentingan masyarakat luas
• Keuntungan ekonomis
4. Argumen yang Menentang Perlunya Keterlibatan Sosial Perusahaan
• Tujuan utama Bisnis adalah Mengejar Keuntungan Sebesar-besarnya
• Tujuan yang terbagi-bagi dan Harapan yang membingungkan
• Biaya Keterlibatan Sosial
• Kurangnya Tenaga Terampil di Bidang Kegiatan Sosial
5. Argumen yang Mendukung Perlunya Keterlibatan Sosial Perusahaan
• Kebutuhan dan Harapan Masyarakat yang Semakin Berubah
• Terbatasnya Sumber Daya Alam
• Lingkungan Sosial yang Lebih Baik
• Perimbangan Tanggung Jawab dan Kekuasaan
• Bisnis Mempunyai Sumber Daya yang Berguna
• Keuntungan Jangka Panjang
6. Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
• Prinsip utama dalam suatu organisasi profesional, termasuk perusahaan, adalah bahwa struktur mengikuti strategi
• Artinya, struktur suatu organisasi didasarkan ditentukan oleh strategi dari organisasi atau perusahaan itu
• Strategi yang diwujudkan melalui struktur organisasi demi mencapai tujuan dan misi perusahaan perlu dievaluasi secara periodik, salah satu bentuk evaluasi yang mencakup nilai-nilai dan tanggung jawab sosial perusahaan adalah Audit Sosial.
Sumber: Etika Bisnis DR. A. Sonny Keraf
Minggu, 26 Desember 2010
Etika Utilitarianisme Dalam Bisnis
Utilitarianisme adalah sebuah prinsip yang dihasilkan untuk memaksimalkan dampak positif bila digunakan dunia bisnis dalam pengambilan keputusan.
Etika Utilitarianisme Dalam Bisnis
• Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme
• Nilai Positif Etika Utilitarianisme
• Utilitarianisme Sebagai Proses dan Standar Penilaian
• Analisa Keuntungan dan Kerugian
• Kelemahan Etika Utilitarianisme
Etika Utilitarianisme
• Dikembangkan pertama kali oleh Jeremi Bentham (1748 -1832).
• Adalah tentang bagaimana menilai baik buruknya suatu kebijaksanaan sosial politik, ekonomi dan legal secara moral.
Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme
* Pertama, MANFAAT
* Kedua, MANFAAT TERBESAR
* Ketiga, MANFAAT TERBESAR BAGI SEBANYAK MUNGKIN ORANG
Bertindaklah sedemikian rupa sehingga tindakanmu itu mendatangkan keuntungan sebesar mungkin bagi sebanyak mungkin orang.
Nilai Positif Etika Utilitarianisme
• Pertama, Rasionalitas.
• Kedua, Utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral.
• Ketiga, Universalitas.
Utilitarianisme sbg proses dan sebagai Standar Penilaian
• Pertama, etika utilitarianisme digunakan sebagai proses untuk mengambil keputusan, kebijaksanaan atau untuk bertindak.
• Kedua, etika utilitarianisme sebagai standar penilaian bagi tindakan atau kebijaksanaan yang telah dilakukan.
Analisis Keuntungan dan Kerugian
• Dalam Etika Utilitarianisme, manfaat dan kerugian selalu dikaitkan dg semua orang yg terkait, shg analisis keuntungan dan kerugian tidak lagi semata-mata tertuju langsung pd keuntungan bagi perusahaan.
Analisis keuntungan dan kerugian dalam kerangka Etika bisnis:
• Pertama, keuntungan dan kerugian, cost and benefits, yang dianalisis tidak dipusatkan pada keuntungan dan kerugian perusahaan.
• Kedua, analisis keuntungan dan kerugian tidak ditempatkan dalam kerangka uang.
• Ketiga, analisis keuntungan dan kerugian untuk jangka panjang
Langkah konkret yang perlu diambil dalam membuat kebijaksanaan bisnis , berkaitan dg Analisis keuntungan dan kerugian :
• Mengumpulkan dan mempertimbangkan alternatif kebijaksanaan dan kegiatan bisnis sebanyak banyaknya.
• Seluruh alternatif pilihan dalam analisis keuntungan dan kerugian, dinilai berdasarkan keuntungan yg menyangkut aspek-aspek moral.
• Analisis Neraca keuntungan dan kerugian perlu dipertimbangkan dalam kerangka jk panjang.
Kelemahan Etika Utilitarianisme
* Pertama, manfaat merupakan konsep yg begitu luas shg dalam kenyataan praktis akan menimbulkan kesulitan yg tidak sedikit.
* Kedua, etika utilitarisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pd dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya.
* Ketiga, etika utilitarisme tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang.
* Keempat, variabel yg dinilai tidak semuanya dapat dikualifikasi.
* Kelima, seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarisme saling bertentangan, maka akan ada kesulitan dalam menentukan proiritas di antara ketiganya
* Keenam, etika utilitarisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi kepentingan mayoritas.
Sumber: Etika Bisnis DR. A. Sonny Keraf
Etika Utilitarianisme Dalam Bisnis
• Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme
• Nilai Positif Etika Utilitarianisme
• Utilitarianisme Sebagai Proses dan Standar Penilaian
• Analisa Keuntungan dan Kerugian
• Kelemahan Etika Utilitarianisme
Etika Utilitarianisme
• Dikembangkan pertama kali oleh Jeremi Bentham (1748 -1832).
• Adalah tentang bagaimana menilai baik buruknya suatu kebijaksanaan sosial politik, ekonomi dan legal secara moral.
Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme
* Pertama, MANFAAT
* Kedua, MANFAAT TERBESAR
* Ketiga, MANFAAT TERBESAR BAGI SEBANYAK MUNGKIN ORANG
Bertindaklah sedemikian rupa sehingga tindakanmu itu mendatangkan keuntungan sebesar mungkin bagi sebanyak mungkin orang.
Nilai Positif Etika Utilitarianisme
• Pertama, Rasionalitas.
• Kedua, Utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral.
• Ketiga, Universalitas.
Utilitarianisme sbg proses dan sebagai Standar Penilaian
• Pertama, etika utilitarianisme digunakan sebagai proses untuk mengambil keputusan, kebijaksanaan atau untuk bertindak.
• Kedua, etika utilitarianisme sebagai standar penilaian bagi tindakan atau kebijaksanaan yang telah dilakukan.
Analisis Keuntungan dan Kerugian
• Dalam Etika Utilitarianisme, manfaat dan kerugian selalu dikaitkan dg semua orang yg terkait, shg analisis keuntungan dan kerugian tidak lagi semata-mata tertuju langsung pd keuntungan bagi perusahaan.
Analisis keuntungan dan kerugian dalam kerangka Etika bisnis:
• Pertama, keuntungan dan kerugian, cost and benefits, yang dianalisis tidak dipusatkan pada keuntungan dan kerugian perusahaan.
• Kedua, analisis keuntungan dan kerugian tidak ditempatkan dalam kerangka uang.
• Ketiga, analisis keuntungan dan kerugian untuk jangka panjang
Langkah konkret yang perlu diambil dalam membuat kebijaksanaan bisnis , berkaitan dg Analisis keuntungan dan kerugian :
• Mengumpulkan dan mempertimbangkan alternatif kebijaksanaan dan kegiatan bisnis sebanyak banyaknya.
• Seluruh alternatif pilihan dalam analisis keuntungan dan kerugian, dinilai berdasarkan keuntungan yg menyangkut aspek-aspek moral.
• Analisis Neraca keuntungan dan kerugian perlu dipertimbangkan dalam kerangka jk panjang.
Kelemahan Etika Utilitarianisme
* Pertama, manfaat merupakan konsep yg begitu luas shg dalam kenyataan praktis akan menimbulkan kesulitan yg tidak sedikit.
* Kedua, etika utilitarisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pd dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya.
* Ketiga, etika utilitarisme tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang.
* Keempat, variabel yg dinilai tidak semuanya dapat dikualifikasi.
* Kelima, seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarisme saling bertentangan, maka akan ada kesulitan dalam menentukan proiritas di antara ketiganya
* Keenam, etika utilitarisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi kepentingan mayoritas.
Sumber: Etika Bisnis DR. A. Sonny Keraf
Sabtu, 18 Desember 2010
BISNIS DAN ETIKA
Mitos Bisnis Amoral
Mengungkapkan suatu keyakinan bahwa antara bisnis dan moralitas atau etika tidak ada hubungan sama sekali. Etika justru bertentangan dengan bisnis dan akan membuat pelaku bisnis kalah dalam persaingan bisnis yang ketat. Orang bisnis tidak perlu memperhatikan imbauan-imbauan, norma-norma dan nilai moral. Mitos bisnis amoral tidak sepenuhnya benar.
Beberapa perusahaan ternyata bisa berhasil karena memegang teguh kode etis dan komitmen moral tertentu. Bisnis adalah bagian aktivitas yang penting dari masyarakat, sehingga norma atau nilai yang dianggap baik dan berlaku di masyarakat ikut dibawa serta dalam kegiatan bisnis. Harus dibedakan antara legalitas dan moralitas. Suatu praktek atau kegiatan bisnis mungkin saja diterima secara legal karena ada dasar hukum, tetapi tidak diterima secara moral (monopoli?).
Berbicara tentang moral sangat erat kaitannya dengan pembicaraan agama dan budaya, artinya kaidah-kaidah dari moral pelaku bisnis sangat dipengaruhi oleh ajaran serta budaya yang dimiliki oleh pelaku-pelaku bisnis sendiri. Setiap agama mengajarkan pada umatnya untuk memiliki moral yang terpuji, apakah itu dalam kegiatan mendapatkan keuntungan dalam ber-"bisnis". Jadi, moral sudah jelas merupakan suatu yang terpuji dan pasti memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak. Umpamanya, dalam melakukan transaksi, jika dilakukan dengan jujur dan konsekwen, jelas kedua belah pihak akan merasa puas dan memperoleh kepercayaan satu sama lain, yang pada akhirnya akan terjalin kerja sama yang erat saling menguntungkan. Moral dan bisnis perlu terus ada agar terdapat dunia bisnis yang benar-benar menjamin tingkat kepuasan, baik pada konsumen maupun produsen.
Isu yang mencuat adalah semakin pesatnya perkembangan informasi tanpa diimbangi dengan dunia bisnis yang ber "moral", dunia ini akan menjadi suatu rimba modern yang di kuat menindas yang lemah sehingga apa yang diamanatkan UUD 1945, Pasal 33 dan GBHN untuk menciptakan keadilan dan pemerataan tidak akan pernah terwujud.
Moral lahir dari orang yang memiliki dan mengetahui ajaran agama dan budaya. Agama telah mengatur seseorang dalam melakukan hubungan dengan orang sehingga dapat dinyatakan bahwa orang yang mendasarkan bisnisnya pada agama akan memiliki moral yang terpuji dalam melakukan bisnis. Berdasarkan ini sebenarnya moral dalam berbisnis tidak akan bisa ditentukan dalam bentuk suatu peraturan (rule) yang ditetapkan oleh pihak-pihak tertentu. Moral harus tumbuh dari diri seseorang dengan pengetahuan ajaran agama yang dianut budaya dan dimiliki harus mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Morality: “A system or doctrine of moral conduct which refers to principles of right and wrong in behavior.”
Etika harus dibedakan dari ilmu empiris. Etika tidak mendasarkan norma atau prinsipnya pada kenyataan faktual yang terus berulang. Menurut Hume :dari kenyataan yang ada (is) tidak bisa ditarik sebuah perintah normatif (ought).
contoh : sogok, suap,kolusi, monopoli,nepotisme
Berbagai aksi protes yang mengecam berbagai pelanggaran dalam kegiatan bisnis menunjukkan bahwa bisnis harus dijalankan secara baik dan tetap mengindahkan norma-norma moral.
• Ethics: “Is the discipline that deals with what is good and bad and with moral duty and obligation, can also be regarded as a set of moral principles or values”.
• Ethical behavior: “Is that which isaccepted as morally “good” and “right” as opposed to “bad” or “wrong” in a particular setting”.
Keutamaan Etika bisnis
1. Dalam bisnis modern, para pelaku bisnis dituntut untuk menjadi orang-orang profesional di bidangnya. Perusahaan yang unggul bukan hanya memiliki kinerja dalam bisnis,manajerial dan finansial yang baik akan tetapi juga kinerja etis dan etos bisnis yang baik.
2. Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat,maka konsumen benar-benar raja. Kepercayaan konsumen dijaga dengan memperlihatkan citra bisnis yang baik dan etis.
3. Dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang menjamin kepentingan dan hak bagi semua pihak, maka perusahaan harus menjalankan bisnisnya dengan baik dan etis.
4. Perusahaan modern sangat menyadari bahwa karyawan bukanlah tenaga yang harus dieksploitasi demi mendapat keuntungan. Kenneth Blanchard dan Norman Vincent Peale: “perlakuan yang baik terhadap karyawan telah menaikkan keuntungan perusahaan sebesar 20% atau telah menurunkan harga produk perusahaan tersebut sebesar 20%.
Sasaran dan Lingkup Etika Bisnis
1. Etika bisnis bertujuan untuk menghimbau pelaku bisnis agar menjalankan bisnisnya secara baik dan etis.
2. Untuk menyadarkan masyarakat khususnya konsumen, buruh atau karyawan dan masyarakat luas akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapapun juga.
3. Etika bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis.
Prinsip-prinsip Etika Bisnis
1. Prinsip otonomi
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Orang yang otonom adalah orang yang bebas mengambil keputusan dan tindakan serta bertanggung jawab atas keputusan dan tindakannya tersebut.
2. Prinsip Kejujuran
Kejujuran dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak.
Kejujuran dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga sebanding.
Kejujuran dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.
3. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggung jawabkan.
4.Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak. Dalam bisnis yang kompetitif, prinsip ini menuntut agar persaingan bisnis haruslah melahirkan suatu win-win solution.
5.Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan agar dia menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik perusahaan.
Etos Bisnis
Etos bisnis adalah suatu kebiasaan atau budaya moral menyangkut kegiatan bisnis yang dianut dalam suatu perusahaan dari satu generasi ke generasi yang lain.
Inti etos ini adalah pembudayaan atau pembiasaan penghayatan akan nilai, norma, atau prinsip moral tertentu yang dianggap sebagai inti kekuatan dari suatu perusahaan yang juga membedakannya dari perusahaan yang lain.
Etos bisnis dibangun atas dasar visi atau filsafat bisnis pendiri perusahaan sebagai penghayatan tentang bisnis yang baik.
Relativitas Moral dalam Bisnis
Dalam bisnis global yang tidak mengenal batas negara, etika masyarakat mana yang harus diikuti?
Tiga pandangan umum yang dianut :
1. Norma etis berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain.
‘’Kalau di Roma, bertindaklah sebagaimana dilakukan orang roma’’( kubu komunitarian )
Artinya perusahaan harus mengikuti norma dan aturan moral yang berlaku di negara itu
2. Norma sendirilah yang paling benar dan tepat
“Bertindaklah di mana saja sesuai dengan prinsip yang dianut dan berlaku di negaramu sendiri”
Pandangan ini mewakili kubu moralisme universal, bahwa pada dasarnya norma dan nilai moral berlaku universal (prinsip yang dianut sendiri juga berlaku di negara lain)
3 Tidak ada norma moral yang perlu diikuti sama sekali (De George menyebutnya sebagai dengan”immoralis naif”)
Pandangan ini sama sekali tidak benar
Pendekatan Stakeholder
ialah cara mengamati dan menjelaskan secara analitis bagaimana berbagai unsur akan dipengaruhi dan juga mempengaruhi keputusan dan tindakan bisnis.
Memetakan hubungan-hubungan yang terjalin. Pendekatan Stakeholder dalam kegiatan bisnis pada umumnya untuk memperlihatkan siapa saja yang mempunyai kepentingan, terkait, dan terlibat dalam bisnis itu.
Sumber: Etika Bisnis DR. A. Sonny Keraf; www.nofieiman.com
Mengungkapkan suatu keyakinan bahwa antara bisnis dan moralitas atau etika tidak ada hubungan sama sekali. Etika justru bertentangan dengan bisnis dan akan membuat pelaku bisnis kalah dalam persaingan bisnis yang ketat. Orang bisnis tidak perlu memperhatikan imbauan-imbauan, norma-norma dan nilai moral. Mitos bisnis amoral tidak sepenuhnya benar.
Beberapa perusahaan ternyata bisa berhasil karena memegang teguh kode etis dan komitmen moral tertentu. Bisnis adalah bagian aktivitas yang penting dari masyarakat, sehingga norma atau nilai yang dianggap baik dan berlaku di masyarakat ikut dibawa serta dalam kegiatan bisnis. Harus dibedakan antara legalitas dan moralitas. Suatu praktek atau kegiatan bisnis mungkin saja diterima secara legal karena ada dasar hukum, tetapi tidak diterima secara moral (monopoli?).
Berbicara tentang moral sangat erat kaitannya dengan pembicaraan agama dan budaya, artinya kaidah-kaidah dari moral pelaku bisnis sangat dipengaruhi oleh ajaran serta budaya yang dimiliki oleh pelaku-pelaku bisnis sendiri. Setiap agama mengajarkan pada umatnya untuk memiliki moral yang terpuji, apakah itu dalam kegiatan mendapatkan keuntungan dalam ber-"bisnis". Jadi, moral sudah jelas merupakan suatu yang terpuji dan pasti memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak. Umpamanya, dalam melakukan transaksi, jika dilakukan dengan jujur dan konsekwen, jelas kedua belah pihak akan merasa puas dan memperoleh kepercayaan satu sama lain, yang pada akhirnya akan terjalin kerja sama yang erat saling menguntungkan. Moral dan bisnis perlu terus ada agar terdapat dunia bisnis yang benar-benar menjamin tingkat kepuasan, baik pada konsumen maupun produsen.
Isu yang mencuat adalah semakin pesatnya perkembangan informasi tanpa diimbangi dengan dunia bisnis yang ber "moral", dunia ini akan menjadi suatu rimba modern yang di kuat menindas yang lemah sehingga apa yang diamanatkan UUD 1945, Pasal 33 dan GBHN untuk menciptakan keadilan dan pemerataan tidak akan pernah terwujud.
Moral lahir dari orang yang memiliki dan mengetahui ajaran agama dan budaya. Agama telah mengatur seseorang dalam melakukan hubungan dengan orang sehingga dapat dinyatakan bahwa orang yang mendasarkan bisnisnya pada agama akan memiliki moral yang terpuji dalam melakukan bisnis. Berdasarkan ini sebenarnya moral dalam berbisnis tidak akan bisa ditentukan dalam bentuk suatu peraturan (rule) yang ditetapkan oleh pihak-pihak tertentu. Moral harus tumbuh dari diri seseorang dengan pengetahuan ajaran agama yang dianut budaya dan dimiliki harus mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Morality: “A system or doctrine of moral conduct which refers to principles of right and wrong in behavior.”
Etika harus dibedakan dari ilmu empiris. Etika tidak mendasarkan norma atau prinsipnya pada kenyataan faktual yang terus berulang. Menurut Hume :dari kenyataan yang ada (is) tidak bisa ditarik sebuah perintah normatif (ought).
contoh : sogok, suap,kolusi, monopoli,nepotisme
Berbagai aksi protes yang mengecam berbagai pelanggaran dalam kegiatan bisnis menunjukkan bahwa bisnis harus dijalankan secara baik dan tetap mengindahkan norma-norma moral.
• Ethics: “Is the discipline that deals with what is good and bad and with moral duty and obligation, can also be regarded as a set of moral principles or values”.
• Ethical behavior: “Is that which isaccepted as morally “good” and “right” as opposed to “bad” or “wrong” in a particular setting”.
Keutamaan Etika bisnis
1. Dalam bisnis modern, para pelaku bisnis dituntut untuk menjadi orang-orang profesional di bidangnya. Perusahaan yang unggul bukan hanya memiliki kinerja dalam bisnis,manajerial dan finansial yang baik akan tetapi juga kinerja etis dan etos bisnis yang baik.
2. Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat,maka konsumen benar-benar raja. Kepercayaan konsumen dijaga dengan memperlihatkan citra bisnis yang baik dan etis.
3. Dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang menjamin kepentingan dan hak bagi semua pihak, maka perusahaan harus menjalankan bisnisnya dengan baik dan etis.
4. Perusahaan modern sangat menyadari bahwa karyawan bukanlah tenaga yang harus dieksploitasi demi mendapat keuntungan. Kenneth Blanchard dan Norman Vincent Peale: “perlakuan yang baik terhadap karyawan telah menaikkan keuntungan perusahaan sebesar 20% atau telah menurunkan harga produk perusahaan tersebut sebesar 20%.
Sasaran dan Lingkup Etika Bisnis
1. Etika bisnis bertujuan untuk menghimbau pelaku bisnis agar menjalankan bisnisnya secara baik dan etis.
2. Untuk menyadarkan masyarakat khususnya konsumen, buruh atau karyawan dan masyarakat luas akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapapun juga.
3. Etika bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis.
Prinsip-prinsip Etika Bisnis
1. Prinsip otonomi
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Orang yang otonom adalah orang yang bebas mengambil keputusan dan tindakan serta bertanggung jawab atas keputusan dan tindakannya tersebut.
2. Prinsip Kejujuran
Kejujuran dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak.
Kejujuran dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga sebanding.
Kejujuran dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.
3. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggung jawabkan.
4.Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak. Dalam bisnis yang kompetitif, prinsip ini menuntut agar persaingan bisnis haruslah melahirkan suatu win-win solution.
5.Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan agar dia menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik perusahaan.
Etos Bisnis
Etos bisnis adalah suatu kebiasaan atau budaya moral menyangkut kegiatan bisnis yang dianut dalam suatu perusahaan dari satu generasi ke generasi yang lain.
Inti etos ini adalah pembudayaan atau pembiasaan penghayatan akan nilai, norma, atau prinsip moral tertentu yang dianggap sebagai inti kekuatan dari suatu perusahaan yang juga membedakannya dari perusahaan yang lain.
Etos bisnis dibangun atas dasar visi atau filsafat bisnis pendiri perusahaan sebagai penghayatan tentang bisnis yang baik.
Relativitas Moral dalam Bisnis
Dalam bisnis global yang tidak mengenal batas negara, etika masyarakat mana yang harus diikuti?
Tiga pandangan umum yang dianut :
1. Norma etis berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain.
‘’Kalau di Roma, bertindaklah sebagaimana dilakukan orang roma’’( kubu komunitarian )
Artinya perusahaan harus mengikuti norma dan aturan moral yang berlaku di negara itu
2. Norma sendirilah yang paling benar dan tepat
“Bertindaklah di mana saja sesuai dengan prinsip yang dianut dan berlaku di negaramu sendiri”
Pandangan ini mewakili kubu moralisme universal, bahwa pada dasarnya norma dan nilai moral berlaku universal (prinsip yang dianut sendiri juga berlaku di negara lain)
3 Tidak ada norma moral yang perlu diikuti sama sekali (De George menyebutnya sebagai dengan”immoralis naif”)
Pandangan ini sama sekali tidak benar
Pendekatan Stakeholder
ialah cara mengamati dan menjelaskan secara analitis bagaimana berbagai unsur akan dipengaruhi dan juga mempengaruhi keputusan dan tindakan bisnis.
Memetakan hubungan-hubungan yang terjalin. Pendekatan Stakeholder dalam kegiatan bisnis pada umumnya untuk memperlihatkan siapa saja yang mempunyai kepentingan, terkait, dan terlibat dalam bisnis itu.
Sumber: Etika Bisnis DR. A. Sonny Keraf; www.nofieiman.com
BISNIS SEBUAH ETIKA
BISNIS : SEBUAH PROFESI ETIS ?
Bisnis, bisa menjadi sebuah profesi etis, bila :
a. Ditunjang oleh sistem politik ekonomi yang kondusif
- aturan yg jelas dan fair
- kepastian keberlakuan aturan tersebut
- aturan hukum yg mengatur kegiatan bisnis
- sistem pemerintahan yg adil dan efektif
b. Prinsip-prinsip etis untuk berbisnis yang baik
Etika Terapan
Etika sebagai Refleksi adalah pemikiran moral. Etika sebagai refleksi krisis rasional meneropongi dan merefleksi kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada norma dan nilai moral yg ada di satu pihak dan situasi khusus dari bidang kehidupan dan kegiatan khusus yg dilakukan setiap orang atau kelompok orang dalam suatu masyarakat.
Dalam etika sebagai refleksi kita berfikir tentang apa yang dilakukan dari khususnya tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
Etika sebagai refleksi menyoroti dan menilai baik buruknya perilaku orang. Etika dalam arti ini dapat dijalankan pada taraf populer maupun ilmiah
Etika Profesi
a. Pengertian Profesi
Profesi dapat dirumuskan sebagai pekerjaan yg dilakukan sebagai nafkah hidup dengan mengandalkan keahlian dan keterampilan yg tinggi dan dengan melibatkan komitmen pribadi (moral) yg mendalam.
Orang Profesional adalah orang yg melakukan suatu pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dg mengandalkan keahlian dan ketrampilan yg tinggi serta punya komitmen pribadi yg mendalam atas pekerjaannya itu. Atau
Orang yang profesional adalah orang yg melakukan suatu pekerjaan karena ahli di bidang tsb dan meluangkan seluruh waktu, tenaga, dan perhatiannya untuk pekerjaan tersebut.
Ciri-ciri Profesi
Adanya keahlian dan ketrampilan khusus
Adanya komitmen moral yg tinggi
Biasanya orang yg profesional adalah orang yg hidup dari profesinya
Pengabdian kepada masyarakat
Pada profesi luhur biasanya ada izin khusus untuk menjalankan profesi tersebut.
Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu organisasi profesi
Prinsip-prinsip Etika Profesi
Prinsip tanggung jawab:
- Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan dan terhadap hasilnya
- Bertanggung jawab atas dampak profesinya ini terhadap kehidupan orang lain, khususnya kepentingan orang-orang yg dilayani.
Bentuk : mengganti kerugian, pengakuan jujur dan tulus secara moral sbg telah melakukan kesalahan, mundur dari jabatan dsb.
Prinsip Keadilan
Prinsip ini terutama menuntut orang yg profesional agar dalam menjalankan profesinya ia tidak merugikan hak dan kepentingan pihak tertentu, khususnya orang-orang yg dilayani dalam rangka profesinya
Prinsip Otonomi
Prinsip yg dituntut oleh kalangan profesional terhadap dunia luar agar mereka diberi kebebasan sepenuhnya dalam menjalankan profesinya. Karena hanya kaum profesional ahli dan terampil dlm bidang profesinya, tidak boleh ada pihak luar yg ikut campur tangan dalam pelaksanaan profesi tersebut
Batas-batas prinsip otonomi :
• Tanggung jawab dan komitmen profesional (keahlian dan moral) atas kemajuan profesi tersebut serta (dampaknya pada) kepentingan masyarakat.
• Kendati pemerintah di tempat pertama menghargai otonomi kaum profesional, pemerintah tetap menjaga, dan pada waktunya malah ikut campur tangan, agar pelaksanaan profesi tertentu tdk sampai merugikan kepentingan umum.
Prinsip Integritas Moral
prinsip ini merupakan tuntutan kaum profesional atas dirinya sendiri bahwa dalam menjalankan tugas profesinya ia tidak akan sampai merusak nama baiknya serta citra dan martabat profesinya.
Pandangan Praktis-Realistis
• Pandangan ini bertumpu pada kenyataan yg diamati berlaku dalam dunia bisnis dewasa ini. Pandangan ini didasarkan pada apa yg umumnya dilakukan oleh orang-orang bisnis. Pandangan ini melihat bisnis sebagai suatu kegiatan di antara manusia yg menyangkut memproduksi, menjual Dan membeli barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan.
• Bisnis adalah suatu kegiatan Profit Making. Dasar pemikirannya adalah bahwa orang yg terjun ke dlm bisnis tdk punya keinginan dan tujuan lain selain ingin mencari keuntungan. Kegiatan bisnis adalah kegiatan ekonomis dan bukan kegiatan sosial. Karena itu, keuntungan itu sah untuk menunjang kegiatan bisnis. Tanpa keuntungan bisnis tidak bisa jalan.
Asumsi Adam Smith :
• Dalam masyarakat modern telah terjadi pembagian kerja di mana setiap orang tidak bisa lagi mengerjakan segala sesuatu sekaligus dan bisa memenuhi semua kebutuhan hidupnya sendiri.
• Semua orang tanpa terkecuali mempunyai kecenderungan dasar untuk membuat kondisi hidupnya menjadi lebih baik.
Pandangan Ideal
Disebut pandangan ideal, karena dalam kenyataannya masih merupakan suatu hal yg ideal mengenai dunia bisnis. Sebagai pandangan yg ideal pandangan ini baru dianut oleh segelintir orang yg dipengaruhi oleh idealisme tertentu berdasarkan nilai yg dianutnya.
Menurut pandangan ini, bisnis tidak lain adalah suatu kegiatan diantara manusia yg menyangkut memproduksi, menjual, dan membeli barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dasar pemikirannya adalah pertukaran timbal balik secara fair di antara pihak-pihak yg terlibat. Maka yg mau ditegakkan dalam bisnis yg menyangkut pandangan ini adalah keadilan komutatif, khususnya keadilan tukar atau pertukaran dagang yg fair.
Menurut Adam Smith, pertukaran dagang terjadi karena satu orang memproduksi lebih banyak barang tertentu sementara ia sendiri membutuhkan barang lain yg tidak bisa dibuatnya sendiri.
Menurut Matsushita (pendiri perusahan Matsushita Inc di Jepang), tujuan bisnis sebenarnya bukanlah mencari keuntungan melainkan untuk melayani kebutuhan masyarakat. Sedangkan keuntungan tidak lain hanyalah simbol kepercayaan masyarakat atas kegiatan bisnis suatu perusahaan. Artinya, karena masyarakat merasa kebutuhan hidupnya dipenuhi secara baik mereka akan menyukai produk perusahaan tersebut yg memang dibutuhkannya tapi sekaligus juga puas dengan produk tersebut.
Dengan melihat kedua pandangan berbeda di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa citra jelek dunia bisnis sedikit banyaknya disebabkan oleh pandangan pertama yg melihat bisnis sekadar sbg mencari keuntungan.
Atas dasar ini, persoalan yg dihadapi di sini adalah bgmn mengusahakan agar keuntungan yg diperoleh ini memang wajar, halal, dan fair. Terlepas dari pandangan mana yg dianut, keuntungan tetap menjadi hal pokok bagi bisnis. Masalahnya adalah apakah mengejar keuntungan lalu berarti mengabaikan etika dan moralitas? Yg penting adalah bgmn keuntungan ini sendiri tercapai
Salah satu upaya untuk membangun bisnis sebagai profesi yg luhur adalah dengan membentuk, mendukung dan memperkuat organisasi profesi. Melalui organisasi profesi tersebut bisnis bisa dikembangkan sebagai sebuah profesi dalam pengertian sebenar-benarnya sebagaimana dibahas disini, kalau bukan menjadi profesi luhur.
sumber: Etika Bisnis DR. A. Sonny Keraf
Bisnis, bisa menjadi sebuah profesi etis, bila :
a. Ditunjang oleh sistem politik ekonomi yang kondusif
- aturan yg jelas dan fair
- kepastian keberlakuan aturan tersebut
- aturan hukum yg mengatur kegiatan bisnis
- sistem pemerintahan yg adil dan efektif
b. Prinsip-prinsip etis untuk berbisnis yang baik
Etika Terapan
Etika sebagai Refleksi adalah pemikiran moral. Etika sebagai refleksi krisis rasional meneropongi dan merefleksi kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada norma dan nilai moral yg ada di satu pihak dan situasi khusus dari bidang kehidupan dan kegiatan khusus yg dilakukan setiap orang atau kelompok orang dalam suatu masyarakat.
Dalam etika sebagai refleksi kita berfikir tentang apa yang dilakukan dari khususnya tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
Etika sebagai refleksi menyoroti dan menilai baik buruknya perilaku orang. Etika dalam arti ini dapat dijalankan pada taraf populer maupun ilmiah
Etika Profesi
a. Pengertian Profesi
Profesi dapat dirumuskan sebagai pekerjaan yg dilakukan sebagai nafkah hidup dengan mengandalkan keahlian dan keterampilan yg tinggi dan dengan melibatkan komitmen pribadi (moral) yg mendalam.
Orang Profesional adalah orang yg melakukan suatu pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dg mengandalkan keahlian dan ketrampilan yg tinggi serta punya komitmen pribadi yg mendalam atas pekerjaannya itu. Atau
Orang yang profesional adalah orang yg melakukan suatu pekerjaan karena ahli di bidang tsb dan meluangkan seluruh waktu, tenaga, dan perhatiannya untuk pekerjaan tersebut.
Ciri-ciri Profesi
Adanya keahlian dan ketrampilan khusus
Adanya komitmen moral yg tinggi
Biasanya orang yg profesional adalah orang yg hidup dari profesinya
Pengabdian kepada masyarakat
Pada profesi luhur biasanya ada izin khusus untuk menjalankan profesi tersebut.
Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu organisasi profesi
Prinsip-prinsip Etika Profesi
Prinsip tanggung jawab:
- Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan dan terhadap hasilnya
- Bertanggung jawab atas dampak profesinya ini terhadap kehidupan orang lain, khususnya kepentingan orang-orang yg dilayani.
Bentuk : mengganti kerugian, pengakuan jujur dan tulus secara moral sbg telah melakukan kesalahan, mundur dari jabatan dsb.
Prinsip Keadilan
Prinsip ini terutama menuntut orang yg profesional agar dalam menjalankan profesinya ia tidak merugikan hak dan kepentingan pihak tertentu, khususnya orang-orang yg dilayani dalam rangka profesinya
Prinsip Otonomi
Prinsip yg dituntut oleh kalangan profesional terhadap dunia luar agar mereka diberi kebebasan sepenuhnya dalam menjalankan profesinya. Karena hanya kaum profesional ahli dan terampil dlm bidang profesinya, tidak boleh ada pihak luar yg ikut campur tangan dalam pelaksanaan profesi tersebut
Batas-batas prinsip otonomi :
• Tanggung jawab dan komitmen profesional (keahlian dan moral) atas kemajuan profesi tersebut serta (dampaknya pada) kepentingan masyarakat.
• Kendati pemerintah di tempat pertama menghargai otonomi kaum profesional, pemerintah tetap menjaga, dan pada waktunya malah ikut campur tangan, agar pelaksanaan profesi tertentu tdk sampai merugikan kepentingan umum.
Prinsip Integritas Moral
prinsip ini merupakan tuntutan kaum profesional atas dirinya sendiri bahwa dalam menjalankan tugas profesinya ia tidak akan sampai merusak nama baiknya serta citra dan martabat profesinya.
Pandangan Praktis-Realistis
• Pandangan ini bertumpu pada kenyataan yg diamati berlaku dalam dunia bisnis dewasa ini. Pandangan ini didasarkan pada apa yg umumnya dilakukan oleh orang-orang bisnis. Pandangan ini melihat bisnis sebagai suatu kegiatan di antara manusia yg menyangkut memproduksi, menjual Dan membeli barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan.
• Bisnis adalah suatu kegiatan Profit Making. Dasar pemikirannya adalah bahwa orang yg terjun ke dlm bisnis tdk punya keinginan dan tujuan lain selain ingin mencari keuntungan. Kegiatan bisnis adalah kegiatan ekonomis dan bukan kegiatan sosial. Karena itu, keuntungan itu sah untuk menunjang kegiatan bisnis. Tanpa keuntungan bisnis tidak bisa jalan.
Asumsi Adam Smith :
• Dalam masyarakat modern telah terjadi pembagian kerja di mana setiap orang tidak bisa lagi mengerjakan segala sesuatu sekaligus dan bisa memenuhi semua kebutuhan hidupnya sendiri.
• Semua orang tanpa terkecuali mempunyai kecenderungan dasar untuk membuat kondisi hidupnya menjadi lebih baik.
Pandangan Ideal
Disebut pandangan ideal, karena dalam kenyataannya masih merupakan suatu hal yg ideal mengenai dunia bisnis. Sebagai pandangan yg ideal pandangan ini baru dianut oleh segelintir orang yg dipengaruhi oleh idealisme tertentu berdasarkan nilai yg dianutnya.
Menurut pandangan ini, bisnis tidak lain adalah suatu kegiatan diantara manusia yg menyangkut memproduksi, menjual, dan membeli barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dasar pemikirannya adalah pertukaran timbal balik secara fair di antara pihak-pihak yg terlibat. Maka yg mau ditegakkan dalam bisnis yg menyangkut pandangan ini adalah keadilan komutatif, khususnya keadilan tukar atau pertukaran dagang yg fair.
Menurut Adam Smith, pertukaran dagang terjadi karena satu orang memproduksi lebih banyak barang tertentu sementara ia sendiri membutuhkan barang lain yg tidak bisa dibuatnya sendiri.
Menurut Matsushita (pendiri perusahan Matsushita Inc di Jepang), tujuan bisnis sebenarnya bukanlah mencari keuntungan melainkan untuk melayani kebutuhan masyarakat. Sedangkan keuntungan tidak lain hanyalah simbol kepercayaan masyarakat atas kegiatan bisnis suatu perusahaan. Artinya, karena masyarakat merasa kebutuhan hidupnya dipenuhi secara baik mereka akan menyukai produk perusahaan tersebut yg memang dibutuhkannya tapi sekaligus juga puas dengan produk tersebut.
Dengan melihat kedua pandangan berbeda di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa citra jelek dunia bisnis sedikit banyaknya disebabkan oleh pandangan pertama yg melihat bisnis sekadar sbg mencari keuntungan.
Atas dasar ini, persoalan yg dihadapi di sini adalah bgmn mengusahakan agar keuntungan yg diperoleh ini memang wajar, halal, dan fair. Terlepas dari pandangan mana yg dianut, keuntungan tetap menjadi hal pokok bagi bisnis. Masalahnya adalah apakah mengejar keuntungan lalu berarti mengabaikan etika dan moralitas? Yg penting adalah bgmn keuntungan ini sendiri tercapai
Salah satu upaya untuk membangun bisnis sebagai profesi yg luhur adalah dengan membentuk, mendukung dan memperkuat organisasi profesi. Melalui organisasi profesi tersebut bisnis bisa dikembangkan sebagai sebuah profesi dalam pengertian sebenar-benarnya sebagaimana dibahas disini, kalau bukan menjadi profesi luhur.
sumber: Etika Bisnis DR. A. Sonny Keraf
Rabu, 15 Desember 2010
TEORI-TEORI ETIKA BISNIS
1. Pengertian Etika
Etika berasal dari dari kata Yunani ‘Ethos’ (jamak – ta etha), berarti adat istiadat. Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yg baik, aturan hidup yg baik dan segala kebiasaan yg dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yg lain.
Pengertian etika = moralitas
Moralitas berasal dari kata Latin Mos (jamak – Mores) berarti adat istiadat atau kebiasaan. Pengertian harfiah dari etika dan moralitas, sama-sama berarti sistem nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah diinstitusionalisasikan dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang ajek dan terulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana laiknya sebuah kebiasaan.
Etika sebagai Filsafat Moral
Etika sebagai filsafat moral tidak langsung memberi perintah konkret sebagai pegangan siap pakai.
Etika dapat dirumuskan sebagai refleksi kritis dan rasional mengenai
a. Nilai dan norma yang menyangkut bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia.
b.Masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai dan norma moral yang umum diterima.
Etika sebagai sebuah ilmu yang terutama menitikberatkan refleksi kritis dan rasional,
a. Mempersoalkan apakah nilai dan norma moral tertentu memang harus dilaksanakan dalam situasi konkret terutama yang dihadapi seseorang, atau
b. Etika mempersoalkan apakah suatu tindakan yang kelihatan bertentangan dengan nilai dan norma moral tertentu harus dianggap sebagai tindakan yang tidak etis dan karena itu dikutuk atau justru sebaliknya
c. Apakah dalam situasi konkret yang saya hadapi saya memang harus bertindak sesuai dengan norma yang ada dalam masyarakatku ataukah justru sebaliknya saya dapat dibenarkan untuk bertindak sebaliknya yang bahkan melawan nilai dan norma moral tertentu.
Etika sebagai Ilmu menuntut orang untuk berperilaku moral secara kritis dan rasional. Dengan menggunakan bahasa Nietzcshe, etika sebagai ilmu menghimbau orang untuk memiliki moralitas tuan dan bukan moralitas hamba.
Dalam bahasa Kant, etika berusaha menggugah kesadaran manusia untuk bertindak secara otonom dan bukan secara heteronom. Etika bermaksud membantu manusia untuk bertindak secara bebas tetapi dapat dipertanggungjawabkan.
Tiga tahap menilai etika itu benar apa tidak;
1) Apakah menguntungkan.
2) Apakah orang respek dengan tindakan kita.
3) Apakah manfaatnya terdistribusikan secara benar/adil.
2. Tiga Norma Umum
Norma à memberi pedoman tentang bagaimana kita harus hidup dan bertindak secara baik dan tepat, sekaligus menjadi dasar bagi penilaian mengenai baik buruknya perilaku dan tindakan kita.
Macam Norma :
a. Norma Khusus
b. Norma Umum
- Norma Sopan santun
- Norma Hukum
- Norma Moral
Norma-norma Khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan khusus, misalnya aturan olah raga, aturan pendidikan dan lain-lain.
Norma-norma Umum sebaliknya lebih bersifat umum dan sampai pada tingkat tertentu boleh dikatakan bersifat universal.
Norma Sopan santun / Norma Etiket adalah norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah dalam pergaulan sehari-hari.
Etika tidak sama dengan Etiket. Etiket hanya menyangkut perilaku lahiriah yang menyangkut sopan santun atau tata krama.
Norma Hukum adalah norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Norma hukum ini mencerminkan harapan, keinginan dan keyakinan seluruh anggota masyarakat tersebut tentang bagaimana hidup bermasyarakat yang baik dan bagaimana masyarakat tersebut harus diatur secara baik.
Norma Moral, yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia. Norma moral ini menyangkut aturan tentang baik buruknya, adil tidaknya tindakan dan perilaku manusia sejauh ia dilihat sebagai manusia.
Ada beberapa ciri utama yang membedakan norma moral dari norma umum lainnya ( kendati dalam kaitan dengan norma hukum ciri-ciri ini bisa tumpang tindih) :
a. Kaidah moral berkaitan dengan hal-hal yang mempunyai atau yang dianggap mempunyai konsekuensi yang serius bagi kesejahteraan, kebaikan dan kehidupan manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai kelompok.
b. Norma moral tidak ditetapkan dan/atau diubah oleh keputusan penguasa tertentu. Norma moral dan juga norma hukum merupakan ekspresi, cermin dan harapan masyarakat mengenai apa yang baik dan apa yang buruk. Berbeda dengan norma hukum, norma moral tidak dikodifikasikan, tidak ditetapkan atau diubah oleh pemerintah. Ia lebih merupakan hukum tak tertulis dalam hati setiap anggota masyarakat, yang karena itu mengikat semua anggota dari dalam dirinya sendiri.
c. Norma moral selalu menyangkut sebuah perasaan khusus tertentu, yang oleh beberapa filsuf moral disebut sebagai perasaan moral (moral sense).
3. Teori Etika
Etika Teleologi dari kata Yunani, telos = tujuan. Mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Suatu tindakan dinilai baik, jika bertujuan mencapai sesuatu yang baik,atau akibat yang ditimbulkannya baik dan bermanfaat. Misalnya : mencuri sebagai etika teleology tidak dinilai baik atau buruk. berdasarkan tindakan itu sendiri, melainkan oleh tujuandan akibat dari tindakan itu. JIka tujuannya baik, maka tindkan itu dinilai baik. Contoh seorang anak mencuri untuk membiayai berobat ibunya yang sedang sakit, tindakan ini baik untuk moral kemanusian tetapi dari aspek hukum jelas tindakan ini melanggar hukum. Sehingga etika teologi lebih bersifat situasional, karena tujuan dan akibatnya suatu tindakan bisa sangat bergantung pada situasi khusus tertentu. Karena itu setiap norma dan kewajiban moral tidak bisa berlaku begitu saja dalam situasi sebagaimana dimaksudkan.
Dua aliran etika teleologi :
* Egoisme Etis
Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.
Satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya.
Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung menjadi hedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg bersifat vulgar.
* Utilitarianisme
Berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
Dalam rangka pemikiran utilitarianisme, kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah “the greatest happiness of the greatest number”, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang terbesar.
Utilitarianisme , teori ini cocok sekali dengan pemikiran ekonomis, karena cukup dekat dengan Cost-Benefit Analysis. Manfaat yang dimaksudkan utilitarianisme bisa dihitung sama seperti kita menghitung untung dan rugi atau kredit dan debet dalam konteks bisnis.
Utilitarianisme dibedakan menjadi dua macam :
a. Utilitarianisme Perbuatan (Act Utilitarianism)
b. Utilitarianisme Aturan (Rule Utilitarianism)
Prinsip dasar utilitarianisme (manfaat terbesar bagi jumlah orang terbesar) diterpakan pada perbuatan.
Utilitarianisme aturan membatasi diri pada justifikasi aturan-aturan moral.
Filosofinya;
a.Egoism: perilaku yang dapat diterima tergantung pada konsekwensinya.
Memaksimalkan kepentingan kita terkait erat dengan akibat yang kita terima.
b.Utilitarianism: semakin tinggi kegunaannya maka semakin tinggi nilainya.
Deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata Yunani ‘deon’ yang berarti kewajiban.
‘Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk’, deontologi menjawab : ‘karena perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dan karena perbuatan kedua dilarang’.
Yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. Sehingga Etika Deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibatnya atau tujuan baik dari tindakanyang dilakukan, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada diri sendiri. Dengan kata lainnya, bahwa tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat dari tindakan itu.
Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting.
Contoh : jika seseorang diberi tugas dan melaksanakanny sesuai dengan tugas maka itu dianggap benar, sedang dikatakan salah jika tidak melaksanakan tugas.
Deontologi difokuskan pada hak individu
sumber: Etika Bisnis DR. A. Sonny Keraf; www.scribd.com
1. Pengertian Etika
Etika berasal dari dari kata Yunani ‘Ethos’ (jamak – ta etha), berarti adat istiadat. Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yg baik, aturan hidup yg baik dan segala kebiasaan yg dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yg lain.
Pengertian etika = moralitas
Moralitas berasal dari kata Latin Mos (jamak – Mores) berarti adat istiadat atau kebiasaan. Pengertian harfiah dari etika dan moralitas, sama-sama berarti sistem nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah diinstitusionalisasikan dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang ajek dan terulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana laiknya sebuah kebiasaan.
Etika sebagai Filsafat Moral
Etika sebagai filsafat moral tidak langsung memberi perintah konkret sebagai pegangan siap pakai.
Etika dapat dirumuskan sebagai refleksi kritis dan rasional mengenai
a. Nilai dan norma yang menyangkut bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia.
b.Masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai dan norma moral yang umum diterima.
Etika sebagai sebuah ilmu yang terutama menitikberatkan refleksi kritis dan rasional,
a. Mempersoalkan apakah nilai dan norma moral tertentu memang harus dilaksanakan dalam situasi konkret terutama yang dihadapi seseorang, atau
b. Etika mempersoalkan apakah suatu tindakan yang kelihatan bertentangan dengan nilai dan norma moral tertentu harus dianggap sebagai tindakan yang tidak etis dan karena itu dikutuk atau justru sebaliknya
c. Apakah dalam situasi konkret yang saya hadapi saya memang harus bertindak sesuai dengan norma yang ada dalam masyarakatku ataukah justru sebaliknya saya dapat dibenarkan untuk bertindak sebaliknya yang bahkan melawan nilai dan norma moral tertentu.
Etika sebagai Ilmu menuntut orang untuk berperilaku moral secara kritis dan rasional. Dengan menggunakan bahasa Nietzcshe, etika sebagai ilmu menghimbau orang untuk memiliki moralitas tuan dan bukan moralitas hamba.
Dalam bahasa Kant, etika berusaha menggugah kesadaran manusia untuk bertindak secara otonom dan bukan secara heteronom. Etika bermaksud membantu manusia untuk bertindak secara bebas tetapi dapat dipertanggungjawabkan.
Tiga tahap menilai etika itu benar apa tidak;
1) Apakah menguntungkan.
2) Apakah orang respek dengan tindakan kita.
3) Apakah manfaatnya terdistribusikan secara benar/adil.
2. Tiga Norma Umum
Norma à memberi pedoman tentang bagaimana kita harus hidup dan bertindak secara baik dan tepat, sekaligus menjadi dasar bagi penilaian mengenai baik buruknya perilaku dan tindakan kita.
Macam Norma :
a. Norma Khusus
b. Norma Umum
- Norma Sopan santun
- Norma Hukum
- Norma Moral
Norma-norma Khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan khusus, misalnya aturan olah raga, aturan pendidikan dan lain-lain.
Norma-norma Umum sebaliknya lebih bersifat umum dan sampai pada tingkat tertentu boleh dikatakan bersifat universal.
Norma Sopan santun / Norma Etiket adalah norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah dalam pergaulan sehari-hari.
Etika tidak sama dengan Etiket. Etiket hanya menyangkut perilaku lahiriah yang menyangkut sopan santun atau tata krama.
Norma Hukum adalah norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Norma hukum ini mencerminkan harapan, keinginan dan keyakinan seluruh anggota masyarakat tersebut tentang bagaimana hidup bermasyarakat yang baik dan bagaimana masyarakat tersebut harus diatur secara baik.
Norma Moral, yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia. Norma moral ini menyangkut aturan tentang baik buruknya, adil tidaknya tindakan dan perilaku manusia sejauh ia dilihat sebagai manusia.
Ada beberapa ciri utama yang membedakan norma moral dari norma umum lainnya ( kendati dalam kaitan dengan norma hukum ciri-ciri ini bisa tumpang tindih) :
a. Kaidah moral berkaitan dengan hal-hal yang mempunyai atau yang dianggap mempunyai konsekuensi yang serius bagi kesejahteraan, kebaikan dan kehidupan manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai kelompok.
b. Norma moral tidak ditetapkan dan/atau diubah oleh keputusan penguasa tertentu. Norma moral dan juga norma hukum merupakan ekspresi, cermin dan harapan masyarakat mengenai apa yang baik dan apa yang buruk. Berbeda dengan norma hukum, norma moral tidak dikodifikasikan, tidak ditetapkan atau diubah oleh pemerintah. Ia lebih merupakan hukum tak tertulis dalam hati setiap anggota masyarakat, yang karena itu mengikat semua anggota dari dalam dirinya sendiri.
c. Norma moral selalu menyangkut sebuah perasaan khusus tertentu, yang oleh beberapa filsuf moral disebut sebagai perasaan moral (moral sense).
3. Teori Etika
Etika Teleologi dari kata Yunani, telos = tujuan. Mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Suatu tindakan dinilai baik, jika bertujuan mencapai sesuatu yang baik,atau akibat yang ditimbulkannya baik dan bermanfaat. Misalnya : mencuri sebagai etika teleology tidak dinilai baik atau buruk. berdasarkan tindakan itu sendiri, melainkan oleh tujuandan akibat dari tindakan itu. JIka tujuannya baik, maka tindkan itu dinilai baik. Contoh seorang anak mencuri untuk membiayai berobat ibunya yang sedang sakit, tindakan ini baik untuk moral kemanusian tetapi dari aspek hukum jelas tindakan ini melanggar hukum. Sehingga etika teologi lebih bersifat situasional, karena tujuan dan akibatnya suatu tindakan bisa sangat bergantung pada situasi khusus tertentu. Karena itu setiap norma dan kewajiban moral tidak bisa berlaku begitu saja dalam situasi sebagaimana dimaksudkan.
Dua aliran etika teleologi :
* Egoisme Etis
Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.
Satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya.
Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung menjadi hedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg bersifat vulgar.
* Utilitarianisme
Berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
Dalam rangka pemikiran utilitarianisme, kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah “the greatest happiness of the greatest number”, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang terbesar.
Utilitarianisme , teori ini cocok sekali dengan pemikiran ekonomis, karena cukup dekat dengan Cost-Benefit Analysis. Manfaat yang dimaksudkan utilitarianisme bisa dihitung sama seperti kita menghitung untung dan rugi atau kredit dan debet dalam konteks bisnis.
Utilitarianisme dibedakan menjadi dua macam :
a. Utilitarianisme Perbuatan (Act Utilitarianism)
b. Utilitarianisme Aturan (Rule Utilitarianism)
Prinsip dasar utilitarianisme (manfaat terbesar bagi jumlah orang terbesar) diterpakan pada perbuatan.
Utilitarianisme aturan membatasi diri pada justifikasi aturan-aturan moral.
Filosofinya;
a.Egoism: perilaku yang dapat diterima tergantung pada konsekwensinya.
Memaksimalkan kepentingan kita terkait erat dengan akibat yang kita terima.
b.Utilitarianism: semakin tinggi kegunaannya maka semakin tinggi nilainya.
Deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata Yunani ‘deon’ yang berarti kewajiban.
‘Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk’, deontologi menjawab : ‘karena perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dan karena perbuatan kedua dilarang’.
Yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. Sehingga Etika Deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibatnya atau tujuan baik dari tindakanyang dilakukan, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada diri sendiri. Dengan kata lainnya, bahwa tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat dari tindakan itu.
Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting.
Contoh : jika seseorang diberi tugas dan melaksanakanny sesuai dengan tugas maka itu dianggap benar, sedang dikatakan salah jika tidak melaksanakan tugas.
Deontologi difokuskan pada hak individu
sumber: Etika Bisnis DR. A. Sonny Keraf; www.scribd.com
Selasa, 18 Mei 2010
Manfaat Mempelajari Bahasa Indonesia 1 & 2
Manfaat yang saya terima dari mempelajari Bahasa Indonesia 1 dan 2 adalah lebih memahami bagaimana cara menggunakan Bahasa Indonesia secara baik dan benar. Serta mengetahui jenis-jenis paragraf, kalimat, bahkan majas.
Kenyataannya, sekarang ini banyak anak muda Indonesia sendiri tidak tahu bagaimana cara menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Banyak yang masih salah kaprah. Maka dari itu, penting sekali untuk kita untuk mempelajari bahasa Indonesia.
Selain memang bahasa persatuan, kita tentu harus bangga dengan bahasa sendiri, bukan?
Kenyataannya, sekarang ini banyak anak muda Indonesia sendiri tidak tahu bagaimana cara menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Banyak yang masih salah kaprah. Maka dari itu, penting sekali untuk kita untuk mempelajari bahasa Indonesia.
Selain memang bahasa persatuan, kita tentu harus bangga dengan bahasa sendiri, bukan?
Kritik dan Saran Mata Kuliah Softskill
Kritik:
Mata kuliah softskill ini sangat bagus. Siswa diajarkan untuk membangun kreatifitasnya kedalam sebuah tulisan. Karena belum tentu semua orang dapat mengutarakan isi pikirannya, maka dengan softskill inilah siswa dilatih untuk dapat melakukannya.
Saran:
Agar mata kuliah softskill ini dapat terus berjalan sehingga dapat menghasilkan siswa-siswa yang kreatif dalam mengungkapkan suatu ide.
Mata kuliah softskill ini sangat bagus. Siswa diajarkan untuk membangun kreatifitasnya kedalam sebuah tulisan. Karena belum tentu semua orang dapat mengutarakan isi pikirannya, maka dengan softskill inilah siswa dilatih untuk dapat melakukannya.
Saran:
Agar mata kuliah softskill ini dapat terus berjalan sehingga dapat menghasilkan siswa-siswa yang kreatif dalam mengungkapkan suatu ide.
Senin, 03 Mei 2010
GEMINI
Gemini adalah simbol kecerdasan, memiliki banyak akal. Komunikasi dan bahasa sangat penting bagi mereka. Mereka memiliki kemampuan berkembang dan belajar yang tinggi. Umumnya para Gemini tidak stabil, reaksi terhadap situasi ditentukan oleh mood mereka. Bagi Gemini, keragaman adalah penyedap kehidupan. Mereka menikmati hasil yang mereka capai lewat kerja keras mereka sendiri. Gemini tidak menyukai rutinitas. Pengetahuan, pikiran yang cepat dan kepandaian jelas terlihat pada zodiak ini. Mereka mudah berubah-ubah. Simbol ini memiliki pesona alami dan energi karisma yang menarik semua zodiak. Mereka memiliki banyak ide yang dapat membuat kita tertarik, namun mereka cenderung cepat bosan jika mereka berada di sekitar orang yang tidak dapat mengikuti jalan pikiran mereka, dana cepat berpindah ke suatu tempat dimana orang di sekitarnya dapat mengikuti jalan pikiran mereka. Mereka biasa menikmati hidup mereka dan jarang melihat kembali kebelakang. Gemini dikenal dengan spontanitasnya dan kemampuan mereka berbicara mengenai segala hal. Mereka energik dan murah hati. Sikap plin plan mereka terkadang menyulitkan. Kamu tidak akan pernah tahu apa yang mereka pikirkan dan apa yang akan mereka lakukan. Cobalah bertanya pertanyaan yang sama pada hari berikutnya, maka kamu akan mendapatkan jawaban yang berbeda setiap harinya. Terkadang hal ini dapat membuatmu putus asa, namun dapat juga mempesonamu.
Asmara para Gemini: Jika kamu tidak dapat mengikuti pola pikir para Gemini, kamu tidak akan dapat bergaul dengan zodiak ini. Perubahan sikap adalah kunci memenangkan hati mereka. Gemini akan menggunakan kemampuan berkomunikasi mereka untuk merayu orang yang mereka sukai. Mereka cenderung menjauh dari orang yang tidak menantang mereka. Gemini memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan selama kamu dapat menimbulkan keingintahuan di hati mereka, mereka selamanya akan berada di sampingmu. Gemini menukai perubahan, mereka senantiasa mencari sesuatu yang lain, termasuk juga kekasih.
www.primbon.com
Asmara para Gemini: Jika kamu tidak dapat mengikuti pola pikir para Gemini, kamu tidak akan dapat bergaul dengan zodiak ini. Perubahan sikap adalah kunci memenangkan hati mereka. Gemini akan menggunakan kemampuan berkomunikasi mereka untuk merayu orang yang mereka sukai. Mereka cenderung menjauh dari orang yang tidak menantang mereka. Gemini memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan selama kamu dapat menimbulkan keingintahuan di hati mereka, mereka selamanya akan berada di sampingmu. Gemini menukai perubahan, mereka senantiasa mencari sesuatu yang lain, termasuk juga kekasih.
www.primbon.com
Ciuman
Bahkan upaya untuk memberikan nama padanya nyaris semacam pencemaran. Tiada, kekasihku. Tiada kalimat yang dapat menyimpulkan apa yang sedang kita alami ini. Mungkin mimpi.
Ya, impian yang kita masuki sambil terjaga
Sebuah dunia telah kena sihir: Jadi batas temaram antara kefanaan dan keabadian. Sedang kita hanyalah dua kanak yang bermain dalamnya, berpegangan tangan.
Masih saja berupaya mengerti, walau hasrat memahami nyaris berupa pengkhianatan. Tiada, kekasihku, tiada petunjuk bagi rahasia ini. Walau semua jadi pasti ketika kita menyerahkan diri pada sebuah ciuman.
Saini KM
Ya, impian yang kita masuki sambil terjaga
Sebuah dunia telah kena sihir: Jadi batas temaram antara kefanaan dan keabadian. Sedang kita hanyalah dua kanak yang bermain dalamnya, berpegangan tangan.
Masih saja berupaya mengerti, walau hasrat memahami nyaris berupa pengkhianatan. Tiada, kekasihku, tiada petunjuk bagi rahasia ini. Walau semua jadi pasti ketika kita menyerahkan diri pada sebuah ciuman.
Saini KM
Balada Sang Putri di Gubuk Hamba
Senja warna kencana ketika putri jelita itu tiba di pesanggrahan hamba. Tiga angsa seputih bunga kamboja mengiringinya.
Angsa-angsa ini tak mau kutinggal di puri. Selalu ingin mengikutiku ke mana pergi,” ucapnya.
Harum cempaka merekah dari langsat kulitnya. Bibir tipisnya mirah delima. Angin cemburu tak mampu mengurai hitam rambutnya. Hamba terpana pesona di hadapan hamba. Gerimis merah muda mengurai cuaca di kesunyian pesanggrahan.
Hamba tuntun sang putri masuk gubuk. Langkahnya pasti menjejak lantai tanah. Mulus betisnya memancarkan cahaya surgawi. Hamba menenteramkan riak-riak ombak di hati.
Sang putri duduk anggun di balai-balai bambu. Dia mengulum senyum. Seakan hendak menerka rahasia dari lontar-lontar kusam masa silam, yang hamba susun rapi di peti tua berukir bunga padma.
”Lautan dan topan sejatinya sepasang kekasih yang ingin menembangkan kidung-kidung dewa di cangkang-cangkang kerang,” lirihnya.
Hamba merasa malu pada hati hamba, yang tiba-tiba mekar di jelita matanya. Buru-buru hamba nyalakan pelita minyak kelapa. Malam telah membutakan jarak di pesanggrahan.
Remang cahaya pelita menggurat dua bayang di dinding kayu. Bayang yang saling termangu merunut silsilah dan sejarah, yang mengasingkan kami sejauh tahun-tahun kepedihan, sepanjang jarak dua belahan bumi.
”Angin apa kiranya yang membawamu ke sini, Putri? Hamba telah asingkan diri dari segala kenangan meski parasmu masih membekas di hati. Cahaya apa menuntun langkahmu, menyusuri jejak sunyi tak terperi, hingga tiba di gubuk hamba?”
Mata sekilau purnama menatap hamba tajam. Menembus remang ruang, remang jiwa. Bibir seindah mirah membuka sabda: ”masih ingatkah kau pada sebilah daun lontar di mana tertatah syair, yang kau gurat dari lubuk jiwamu?”
Hamba merasa darah hangat dari jantung yang berdegup malu, mengalir perlahan memenuhi wajah hamba. Sudah lama sekali, belasan tahun lalu. Ketika usia kami masih ranum, begitu hijau. Agaknya waktu telah membekukan syair itu di sebuah gua rahasia di hatinya.
”Meski bilah lontar itu telah kusam, tinta hitam dari kemiri dan jelaga hampir luntur, tapi syair itu tak henti menitiskan rindu dan mengalir hangat di nadiku. Kini tiba saatnya bagiku melunasi karma,” ucap Sang Putri.
Hamba terpana, menerka-nerka arah kerumunan kata yang berhamburan bagai kunang-kunang dari bibir rekah yang dulu hamba rindui. Di luar gubuk, angsa-angsa bercengkerama dengan malam, dengan halimun. Lengking suaranya melengkapi hening
”Jangan ragu. Aku tiba di sini untukmu. Aku akan berkisah. Dan hanya kau yang kupercayai menggurat kisah-kisahku ini di bilah-bilah lontarmu. Karena kau pujangga istana di mana dulu hatiku pernah bahagia….”
Hamba terkesiap, jiwa hamba berdesir, serupa angin subuh mengelus lembut kulit ari. Sudah lama sekali hamba tak mampu menggurat syair. Tiba-tiba hamba terkenang, saat hamba tinggalkan istana, diam-diam di tengah sunyi malam. Demi janji hamba pada keheningan dan pengembaraan.
Pantai demi pantai hamba susuri. Gunung demi gunung menjulang hamba daki. Rimba demi rimba rahasia hamba jelajahi. Lembah demi lembah misteri hamba hayati. Hingga tiba hamba di pesisir timur ini.
Tak ada yang mengenali hamba. Kecuali sunyi, kawan sejati seperjalanan. Bukankah manusia dilahirkan demi merayakan kesunyian? Dan ketika tiba saat kembali, jiwa menyusuri jalan sunyi yang itu-itu juga….
Suatu waktu angin pegunungan mengabarkan warta. Putri jelita sangat bersedih hati tak menemukan hamba di istana. Dia pun pergi membawa duka lara menyeberangi lautan seorang diri, menetap di negeri asing, demi menemukan kesejatian.
Hamba memahami kesedihannya. Hamba terlanjur tergoda kesunyian. Lebih memilih mengasingkan diri, ketimbang mendampingi sang putri melewati hari-harinya di puri. Hamba merasa tak leluasa berada di istana, mengabdi pada raja.
Hamba hanya ingin kembali pada alam dan kaum jelata. Belajar bertani, memahami nyanyian jengkrik dan kodok hijau. Berbaur dengan kuli, petani ladang garam dan nelayan. Mendengar siul angin di pucuk-pucuk bambu. Belajar mengurai makna sabda cicak di dinding kayu.
”Tak perlu disesali. Waktu begitu jauh berpacu. Namun wajah dan hatimu masih seperti dulu. Hanya beberapa helai uban tumbuh di sela-sela hitam rambutmu. Ketahuilah, kau masih selalu pujanggaku.”
Hamba tak pernah tahu, apa wajah dan hati bisa tidak berubah. Hanya waktu yang abadi, dan sekelumit rasa yang berupaya kekal dalam fana.
Remang jadi makin nyalang. Cahaya pelita bergoyang. Mengaburkan bayang-bayang. Angsa-angsa sesekali melengking. Halimun melingkupi pesanggrahan. Dua ekor cicak di dinding kayu sedari tadi menerka-nerka arah jiwa kami. Menerawang sesuatu yang makin sawang.
”Ketahuilah, pujanggaku. Aku bukan sejatinya putri istana. Aku hanya anak jadah. Meski ayahku turunan raja, yang sungguh kasip kuketahui. Namun tak pernah kutahu rupa ibuku. Sedari janin aku telah mencecap getir. Tangis pertamaku menyayat rahim ibu. Hatinya memang telah lama luka. Tak diakui, malu dengan aib sendiri. Aku dibuangnya begitu saja, seperti membilas daki di kelamin…,” keluh Sang Putri.
Hamba tercekat, sungguh terperanjat. Kata-kata berasa duri menyumbat kerongkongan. Nyeri seperti mengalir di sumsum nadi. Hamba hanya mampu terdiam. Sang putri tak henti berkeluh kesah.
Kisah miris ini makin meyakinkan hamba, betapa manusia sejatinya ditakdirkan mengalami kesunyian dan kesepian. Hamba merasa sepasang cicak di dinding kayu sedari tadi tertawa. Dan, lengking angsa menggenapi sunyi kami.
Letih dengan jiwa sendiri, sang putri terlelap di bale-bale bambu, tanpa kelambu. Di bilah-bilah daun lontar hamba mulai menggurat syair. Di remang cahaya pelita, terbayang wajah sang putri, sedang mengutuki dirinya….
www.cerpenkompas.wordpress.com
Angsa-angsa ini tak mau kutinggal di puri. Selalu ingin mengikutiku ke mana pergi,” ucapnya.
Harum cempaka merekah dari langsat kulitnya. Bibir tipisnya mirah delima. Angin cemburu tak mampu mengurai hitam rambutnya. Hamba terpana pesona di hadapan hamba. Gerimis merah muda mengurai cuaca di kesunyian pesanggrahan.
Hamba tuntun sang putri masuk gubuk. Langkahnya pasti menjejak lantai tanah. Mulus betisnya memancarkan cahaya surgawi. Hamba menenteramkan riak-riak ombak di hati.
Sang putri duduk anggun di balai-balai bambu. Dia mengulum senyum. Seakan hendak menerka rahasia dari lontar-lontar kusam masa silam, yang hamba susun rapi di peti tua berukir bunga padma.
”Lautan dan topan sejatinya sepasang kekasih yang ingin menembangkan kidung-kidung dewa di cangkang-cangkang kerang,” lirihnya.
Hamba merasa malu pada hati hamba, yang tiba-tiba mekar di jelita matanya. Buru-buru hamba nyalakan pelita minyak kelapa. Malam telah membutakan jarak di pesanggrahan.
Remang cahaya pelita menggurat dua bayang di dinding kayu. Bayang yang saling termangu merunut silsilah dan sejarah, yang mengasingkan kami sejauh tahun-tahun kepedihan, sepanjang jarak dua belahan bumi.
”Angin apa kiranya yang membawamu ke sini, Putri? Hamba telah asingkan diri dari segala kenangan meski parasmu masih membekas di hati. Cahaya apa menuntun langkahmu, menyusuri jejak sunyi tak terperi, hingga tiba di gubuk hamba?”
Mata sekilau purnama menatap hamba tajam. Menembus remang ruang, remang jiwa. Bibir seindah mirah membuka sabda: ”masih ingatkah kau pada sebilah daun lontar di mana tertatah syair, yang kau gurat dari lubuk jiwamu?”
Hamba merasa darah hangat dari jantung yang berdegup malu, mengalir perlahan memenuhi wajah hamba. Sudah lama sekali, belasan tahun lalu. Ketika usia kami masih ranum, begitu hijau. Agaknya waktu telah membekukan syair itu di sebuah gua rahasia di hatinya.
”Meski bilah lontar itu telah kusam, tinta hitam dari kemiri dan jelaga hampir luntur, tapi syair itu tak henti menitiskan rindu dan mengalir hangat di nadiku. Kini tiba saatnya bagiku melunasi karma,” ucap Sang Putri.
Hamba terpana, menerka-nerka arah kerumunan kata yang berhamburan bagai kunang-kunang dari bibir rekah yang dulu hamba rindui. Di luar gubuk, angsa-angsa bercengkerama dengan malam, dengan halimun. Lengking suaranya melengkapi hening
”Jangan ragu. Aku tiba di sini untukmu. Aku akan berkisah. Dan hanya kau yang kupercayai menggurat kisah-kisahku ini di bilah-bilah lontarmu. Karena kau pujangga istana di mana dulu hatiku pernah bahagia….”
Hamba terkesiap, jiwa hamba berdesir, serupa angin subuh mengelus lembut kulit ari. Sudah lama sekali hamba tak mampu menggurat syair. Tiba-tiba hamba terkenang, saat hamba tinggalkan istana, diam-diam di tengah sunyi malam. Demi janji hamba pada keheningan dan pengembaraan.
Pantai demi pantai hamba susuri. Gunung demi gunung menjulang hamba daki. Rimba demi rimba rahasia hamba jelajahi. Lembah demi lembah misteri hamba hayati. Hingga tiba hamba di pesisir timur ini.
Tak ada yang mengenali hamba. Kecuali sunyi, kawan sejati seperjalanan. Bukankah manusia dilahirkan demi merayakan kesunyian? Dan ketika tiba saat kembali, jiwa menyusuri jalan sunyi yang itu-itu juga….
Suatu waktu angin pegunungan mengabarkan warta. Putri jelita sangat bersedih hati tak menemukan hamba di istana. Dia pun pergi membawa duka lara menyeberangi lautan seorang diri, menetap di negeri asing, demi menemukan kesejatian.
Hamba memahami kesedihannya. Hamba terlanjur tergoda kesunyian. Lebih memilih mengasingkan diri, ketimbang mendampingi sang putri melewati hari-harinya di puri. Hamba merasa tak leluasa berada di istana, mengabdi pada raja.
Hamba hanya ingin kembali pada alam dan kaum jelata. Belajar bertani, memahami nyanyian jengkrik dan kodok hijau. Berbaur dengan kuli, petani ladang garam dan nelayan. Mendengar siul angin di pucuk-pucuk bambu. Belajar mengurai makna sabda cicak di dinding kayu.
”Tak perlu disesali. Waktu begitu jauh berpacu. Namun wajah dan hatimu masih seperti dulu. Hanya beberapa helai uban tumbuh di sela-sela hitam rambutmu. Ketahuilah, kau masih selalu pujanggaku.”
Hamba tak pernah tahu, apa wajah dan hati bisa tidak berubah. Hanya waktu yang abadi, dan sekelumit rasa yang berupaya kekal dalam fana.
Remang jadi makin nyalang. Cahaya pelita bergoyang. Mengaburkan bayang-bayang. Angsa-angsa sesekali melengking. Halimun melingkupi pesanggrahan. Dua ekor cicak di dinding kayu sedari tadi menerka-nerka arah jiwa kami. Menerawang sesuatu yang makin sawang.
”Ketahuilah, pujanggaku. Aku bukan sejatinya putri istana. Aku hanya anak jadah. Meski ayahku turunan raja, yang sungguh kasip kuketahui. Namun tak pernah kutahu rupa ibuku. Sedari janin aku telah mencecap getir. Tangis pertamaku menyayat rahim ibu. Hatinya memang telah lama luka. Tak diakui, malu dengan aib sendiri. Aku dibuangnya begitu saja, seperti membilas daki di kelamin…,” keluh Sang Putri.
Hamba tercekat, sungguh terperanjat. Kata-kata berasa duri menyumbat kerongkongan. Nyeri seperti mengalir di sumsum nadi. Hamba hanya mampu terdiam. Sang putri tak henti berkeluh kesah.
Kisah miris ini makin meyakinkan hamba, betapa manusia sejatinya ditakdirkan mengalami kesunyian dan kesepian. Hamba merasa sepasang cicak di dinding kayu sedari tadi tertawa. Dan, lengking angsa menggenapi sunyi kami.
Letih dengan jiwa sendiri, sang putri terlelap di bale-bale bambu, tanpa kelambu. Di bilah-bilah daun lontar hamba mulai menggurat syair. Di remang cahaya pelita, terbayang wajah sang putri, sedang mengutuki dirinya….
www.cerpenkompas.wordpress.com
Rahasia Cantik dari Penjuru Dunia
Spanyol
Rahasia indah rambut wanita Spanyol ada pada jus Cranberry. Mereka menggunakan jus ini untuk keramas setelah rambut mereka dibersihkan dengan shampoo.
Untuk menyingkirkan lingkaran hitam di mata, wanita Spanyol menempelkan irisan kentang tipis diatas mata mereka selama 10 menit.
Brazil
Wanita Brazil menggunakan pasir pantai untuk menyingkirkan sel kulit mati dari tubuh mereka. Caranya, dengan mengambil segenggam pasir pantai, lalu digosokkan ke tubuh.
India
Wanita India mempertebal dan menguatkan rambutnya dengan bantuan minyak kelapa. Dimulai dengan memijat kulit kepala dengan minyak kelapa yang sudah dicampur air hangat. Diamkan semalam dan rambut dicuci keesokan harinya.
Polandia
Madu adalah rahasia para wanita di Polandia untuk melembabkan wajah. Mereka mengoleskan madu ke seluruh wajah dan kemudian membersihkannya setelah beberapa saat. Mereka juga menggunakan madu untuk melembutkan bibir.
Skandinavia
Wanita Skandinavia tahu betul pentingnya air. Mereka minum 2 liter air setiap hari dan memercikan air mineral dingin ke wajah mereka 15 hingga 20 kali sehari. Dengan cara ini mereka dapat meraih kecantikan kulit.
Sumber: Tabloid Nova
Rahasia indah rambut wanita Spanyol ada pada jus Cranberry. Mereka menggunakan jus ini untuk keramas setelah rambut mereka dibersihkan dengan shampoo.
Untuk menyingkirkan lingkaran hitam di mata, wanita Spanyol menempelkan irisan kentang tipis diatas mata mereka selama 10 menit.
Brazil
Wanita Brazil menggunakan pasir pantai untuk menyingkirkan sel kulit mati dari tubuh mereka. Caranya, dengan mengambil segenggam pasir pantai, lalu digosokkan ke tubuh.
India
Wanita India mempertebal dan menguatkan rambutnya dengan bantuan minyak kelapa. Dimulai dengan memijat kulit kepala dengan minyak kelapa yang sudah dicampur air hangat. Diamkan semalam dan rambut dicuci keesokan harinya.
Polandia
Madu adalah rahasia para wanita di Polandia untuk melembabkan wajah. Mereka mengoleskan madu ke seluruh wajah dan kemudian membersihkannya setelah beberapa saat. Mereka juga menggunakan madu untuk melembutkan bibir.
Skandinavia
Wanita Skandinavia tahu betul pentingnya air. Mereka minum 2 liter air setiap hari dan memercikan air mineral dingin ke wajah mereka 15 hingga 20 kali sehari. Dengan cara ini mereka dapat meraih kecantikan kulit.
Sumber: Tabloid Nova
Sebuah Cerita Tentang Kasih Sayang
Pada suatu ketika ada suatu pulau yang dihuni semua sifat manusia. Ini berlangsung lama sebelum mereka menghuni tubuh manusia. Sebelum kita mengkotak-kotakannya ke dalam istilah baik atau buruk. Sifat-sifat ini berdiri sendiri sebagai manusia dengan masing-masing cirri khasnya. Optimisme, pesimisme, pengetahuan, kemakmuran, kesombongan, kasih saying, dan sifat-sifat manusia lainnya.
Suatu hari ada pemberitahuan bahwa pulau itu akan tenggelam pelan-pelan. Sifat-sifat ini dilanda kepanikan. Mereka segera menyiapkan perbekalan dan bersiap-siap meninggalkan pulau dengan perahu yang mereka miliki.
Kasih sayang belum siap. Dia tidak memiliki perahu sendiri. Mungkin dia telah meminjamkannya kepada seseorang bertahun-tahun yang lalu. Dia menunda keberangkatan pada saat-saat terakhir karena sibuk membantu teman yang lain bersiap-siap. Akhirnya kasih saying memutuskan ia perlu minta bantuan.
Kemakmuran baru saja akan berangkat dengan perahu yang besar lengkap dengan teknologi mutakhir. “Kemakmuran, bolehkah aku ikut dengan mu?” tanya Kasih Sayang.
“Tidak bisa”, jawab Kemakmuran. “Perahuku sudah penuh dengan seluruh emas, perak, perabotan antic, dan koleksi seni. Tak ada ruang untukmu disini.”
Lalu Kasih Sayang minta tolong kepada Kesombongan yang lewat dengan perahu yang indah. “Kesombongan, sudikah engkau menolongku?”
“Maaf”, jawab Kesombongan, “Aku tak bisa menolongmu. Kamu basah kuyup dan kotor. Nanti dek perahuku yang mengkilap ini kotor jika kau naik.”
Kasih Sayang melihat Pesimisme yang sedang bersusah payah mendorong perahunya ke air. Pesimisme terus menerus mengeluh soal perahu yang terlalu berat, pasir terlalu lembut, air terlalu dingin. Dan kenapa pulau ini mesti tenggelam? Kenapa semua kesialan ini mesti menimpanya? Meski pesimisme mungkin bukanlah teman perjalanan menyenangkan, Kasih Sayang sudah sangat terdesak.
“Pesimisme, bolehlah aku menumpang perahumu?”
“Oh, Kasih Sayang, kau terlalu baik untuk berlayar denganku. Perhatianmu membuatku merasa lebih bersalah lagi. Bagaimana kalau nanti ada ombak besar yang menghantam perahuku dan kau tenggelam? Tidak, aku tidak tega mengajakmu.”
Salah satu perahu yang paling akhir meninggalkan pulau adalah Optimisme. Itu karena dia tak percaya tentang bencana dan hal-hal buruk, termasuk bahwa pulau ini akan tenggelam. Kasih Sayang berteriak memanggilnya, tetapi Optimisme tak mendengar. Ia terlalu sibuk menatap kedepan dan memikirkan tujuan berikutnya. Kasih Sayang memanggilnya lagi, tetapi bagi Optimisme tak ada istilah menoleh ke belakang. Ia terus berlayar ke depan.
Pada saat Kasih Sayang sudah nyaris putus asa, dia mendengar sebuah suara. “Ayo, naiklah ke perahuku!” Kasih Sayang merasa begitu lelah sehingga dia meringkuk diatas perahu dan langsung tertidur. Ia tertidur sepanjang jalan sampai nahkoda kapal mengatakan mereka sudah sampai di daratan kering. Ia begitu berterimakasih, meloncat turun dan melambaikan tangan kepada nahkoda baik hati itu. Tapi ia lupa menanyakan namanya…
Ketika di pantai, ia bertemu Pengetahuan dan bertanya, “Siapa tadi yang menolongku?”
“Itu tadi waktu,” jawab Pengetahuan.
“Waktu?” tanya Kasih Sayang.
“Kenapa hanya Waktu yang mau menolongku ketika semua orang tidak mau mengulurkan tangan?”
Pengetahuan tersenyum dan menjawab, “Sebab hanya Waktu yang mampu mengerti betapa hebatnya Kasih Sayang.”
Sumber: 101 Kisah yang Memberdayakan by George W. Burns
Suatu hari ada pemberitahuan bahwa pulau itu akan tenggelam pelan-pelan. Sifat-sifat ini dilanda kepanikan. Mereka segera menyiapkan perbekalan dan bersiap-siap meninggalkan pulau dengan perahu yang mereka miliki.
Kasih sayang belum siap. Dia tidak memiliki perahu sendiri. Mungkin dia telah meminjamkannya kepada seseorang bertahun-tahun yang lalu. Dia menunda keberangkatan pada saat-saat terakhir karena sibuk membantu teman yang lain bersiap-siap. Akhirnya kasih saying memutuskan ia perlu minta bantuan.
Kemakmuran baru saja akan berangkat dengan perahu yang besar lengkap dengan teknologi mutakhir. “Kemakmuran, bolehkah aku ikut dengan mu?” tanya Kasih Sayang.
“Tidak bisa”, jawab Kemakmuran. “Perahuku sudah penuh dengan seluruh emas, perak, perabotan antic, dan koleksi seni. Tak ada ruang untukmu disini.”
Lalu Kasih Sayang minta tolong kepada Kesombongan yang lewat dengan perahu yang indah. “Kesombongan, sudikah engkau menolongku?”
“Maaf”, jawab Kesombongan, “Aku tak bisa menolongmu. Kamu basah kuyup dan kotor. Nanti dek perahuku yang mengkilap ini kotor jika kau naik.”
Kasih Sayang melihat Pesimisme yang sedang bersusah payah mendorong perahunya ke air. Pesimisme terus menerus mengeluh soal perahu yang terlalu berat, pasir terlalu lembut, air terlalu dingin. Dan kenapa pulau ini mesti tenggelam? Kenapa semua kesialan ini mesti menimpanya? Meski pesimisme mungkin bukanlah teman perjalanan menyenangkan, Kasih Sayang sudah sangat terdesak.
“Pesimisme, bolehlah aku menumpang perahumu?”
“Oh, Kasih Sayang, kau terlalu baik untuk berlayar denganku. Perhatianmu membuatku merasa lebih bersalah lagi. Bagaimana kalau nanti ada ombak besar yang menghantam perahuku dan kau tenggelam? Tidak, aku tidak tega mengajakmu.”
Salah satu perahu yang paling akhir meninggalkan pulau adalah Optimisme. Itu karena dia tak percaya tentang bencana dan hal-hal buruk, termasuk bahwa pulau ini akan tenggelam. Kasih Sayang berteriak memanggilnya, tetapi Optimisme tak mendengar. Ia terlalu sibuk menatap kedepan dan memikirkan tujuan berikutnya. Kasih Sayang memanggilnya lagi, tetapi bagi Optimisme tak ada istilah menoleh ke belakang. Ia terus berlayar ke depan.
Pada saat Kasih Sayang sudah nyaris putus asa, dia mendengar sebuah suara. “Ayo, naiklah ke perahuku!” Kasih Sayang merasa begitu lelah sehingga dia meringkuk diatas perahu dan langsung tertidur. Ia tertidur sepanjang jalan sampai nahkoda kapal mengatakan mereka sudah sampai di daratan kering. Ia begitu berterimakasih, meloncat turun dan melambaikan tangan kepada nahkoda baik hati itu. Tapi ia lupa menanyakan namanya…
Ketika di pantai, ia bertemu Pengetahuan dan bertanya, “Siapa tadi yang menolongku?”
“Itu tadi waktu,” jawab Pengetahuan.
“Waktu?” tanya Kasih Sayang.
“Kenapa hanya Waktu yang mau menolongku ketika semua orang tidak mau mengulurkan tangan?”
Pengetahuan tersenyum dan menjawab, “Sebab hanya Waktu yang mampu mengerti betapa hebatnya Kasih Sayang.”
Sumber: 101 Kisah yang Memberdayakan by George W. Burns
Jumat, 02 April 2010
Reproduksi Naskah : Ringkasan, Abstrak, dan Penjabarannya
1. MENYUSUN ABSTRAK
1.1 Pengertian umum
Abstrak merupakan penyajian singkat mengenai isi tulisan sehingga pada tulisan ia menjadi bagian tersendiri. Abstrak berfungsi untuk menjelaskan secara singkat kepada pembaca tentang apa yang terdapat dalam suatu tulisan. Pada umumnya abstrak diletakkan pada bagian awal sebelum bab-bab penguraian. Menurut sifatnya, abstrak dapat dibagi menjadi abstrak yang bersifat deskriptif yang dalam bahasa Inggris disebut Abstract dan abstrak yang bersifat informatif. Abstrak informatif terbagi menjadi ringkasan (precise) dan ikhtisar (summary). Dalam tulisan ilmiah yang disusun untuk memperoleh gelar lewat penelitian seperti skripsi, tesis dan disertasi, umumnya jenis abstrak yang digunakan adalah yang berwujud ringkasan, sedangkan ikhtisar lebih banyak digunakan pada tulisan ilmiah yang diterbitkan dalam bentuk buku.
1.2 Abstrak Deskriptif atau Abstract
Sebagai abstrak deskriptif, abstrak hanya menyajikan uraian yang sangat singkat tentang isi tulisan tanpa menyatakan apa yang dibahas dalam aspek-aspek yang tercakup pada tulisan itu sendiri. Dengan kata lain, untuk menjelaskan gagasan utama yang terdapat pada tulisan, Abstrak cukup disusun dalam kalimat tunggal sehingga Abstrak tidak memerlukan perincian yang bersifat detil ataupun contoh-contoh yang bersifat ilustratif. Pandangan penulis tentang karyanya pun tidak akan tampak dalam Abstrak. Pendek kata, pada Abstrak penulis hanya menyajikan hal-hal yang bertalian dengan topik atau menyajikan semata-mata tentang problematika yang terdapat dalam tulisannya. Berikut di bawah ini merupakan satu contoh abstrak yang diambil dari artikel yang ditulis oleh Djoni Dwijono, “Mendayagunakan Komputer Pribadi secara Maksimal dengan Ergonomics” dalam Buletin Informatika No. 13 tahun III/1997, hlm. 74 : Konsep Ergonomics telah melahirkan inovasi-inovasi yang baru di bidang disain mesin dan selalu berkembang dari waktu ke waktu agar mampu menghasilkan mesin yang benar-benar memaksimalkan kemampuan dan daya kerja manusia. Akan tetapi dalam perkembangannya, ergonomics tidak hanya meliputi disain mesin melainkan juga meliputi cara kerja, prosedur-prosedur maupun lingkungan yang mendukung usaha kerja manusia berkat penelitian, pengembangan, dan inovasi yang kreatif.
1.3 Abstrak Informatif: Ringkasan (Precise)
Ringkasan merupakan penyajian singkat tentang isi tulisan dengan memperlihatkan urutan dari isi atau bab-bab yang terdapat dalam tulisan. Dalam bentuknya yang singkat itu, urutan tentang isi atau bab-bab tulisan disajikan secara proporsional. Pada prinsipnya di dalam ringkasan, gagasan dan pendekatan penulis telah tampak dan problematika berikut upaya pemecahan yang ada dalam tulisan disajikan berurutan sesuai bab-bab yang ada. Adakalanya ilustrasi juga disertakan dalam ringkasan.
Adapun ringkasan dapat dicontohkan dari karya terjemahan yang berjudul Komputer:
Tantangan Baru di Bidang Hukum yang diterbitkan oleh Airlangga Universiti Press pada tahun 1991 : Pembaca tidak harus memiliki pengetahuan yang mendalam baik dalam bidang Ilmu Hukum maupun Ilmu Informatika karena buku ini hanya menyajikan suatu sudut pandang sederhana tentang perubahan yang terjadi dalam ketentuan-ketentuan di bidang hukum dengan meluasnya penggunaan komputer. Bab pertama berisi uraian singkat mengenai cara kerja komputer dan empat bab berikutnya menguraikan akibat-akibat yuridis dari pengunaan komputer ditinjau dari Hukum Perdata, Hukum Pidana, dan Hukum Tata Negara. Dari bab lima hingga bab delapan berisi uraian yang meliputi cara kerja komputer, bank data, otomatisasi oleh penguasa hingga peran komputer di bidang pendidikan yang kesemuanya dapat menjadi titik perhatian para ahli hukum maupun perancang undang-undang. Akhirnya buku ini lebih merupakan sumbang pemikiran agar ilmu hukum dan praktek hukum mampu menjawab tantangan jaman karena masyarakat yang senantiasa berubah.
1.4 Abstrak Informatif: Ikhtisar (Summary)
Abstrak yang berbentuk ikhtisar sebenarnya sering digunakan para penulis dalam membuat kutipan secara tidak langsung ataupun di dalam menyimpulkan suatu uraian. Sebagai salah satu bentuk abstrak, ikhtisar juga merupakan penyajian singkat tentang isi tulisan namun tidak mempertahankan urutan bab-bab yang ada seperti halnya pada ringkasan. Dengan demikian, problematika dan upaya pemecahan yang tersaji dalam tulisan dijelaskan secara ringkas dan bebas tanpa memberikan penjelasan mengenai isi dari seluruh tulisan secara proporsional. Ilustrasi pun kadang juga diperlukan dalam sebuah ikhtisar.
Dari uraian mengenai Abstrak, Ringkasan, dan Ikhtisar, maka dapat diketahui bahwa uraian yang disajikan baik dalam bentuk ringkasan maupun ikhtisar sifatnya tidak sesingkat abstrak. Selain gagasan utama yang dikandung dalam tulisan, pada ringkasan maupun ikhtisar disertakan ilustrasi untuk menjelaskan aspek-aspek yang dibahas dalam tulisan. Pada ringkasan sekalipun penyajiannya menurut bab-bab yang ada, namun adakalanya mengabaikan bab yang kurang penting seperti halnya pada penyusunan ikhtisar.
1.5 Panjang Abstrak
Tidak terdapat patokan yang absolut mengenai besar kecilnya ringkasan maupun ikhitisar namun bagi penulis pemula dapat mempergunakan patokan seperti misalnya apabila jumlah halaman tulisan adalah 250 halaman, maka proporsi untuk ringkasan atau ihtisar dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus di bawah ini :
Jumlah halaman X baris setiap halaman X kata dalam dalam satu baris. (250 x 25 x 9 ) = 56.250 kata maka jumlah halaman ringkasan atau ikhtisar yang dibutuhkan adalah : 56.250 : (25 x 9) = 250 kata = 1,1 halaman berukuran kuarto dalam 1 spasi atau 2,5 halaman dalam 2 spasi pada kertas berukuran kuarto.
Patokan untuk menentukan jumlah baris dalam satu halaman maupun jumlah kata dalam satu baris seperti digunakan pada contoh di atas adalah berasal dari standar masyarakat ilmiah bahwa huruf yang dipakai untuk karya ilmiah adalah berukuran PICA pada mesin ketik atau sama dengan jenis huruf Times New Roman 12 pada program pengolah kata MS Word dan sejenisnya.
Rumus untuk menentukan ukuran ringkasan atau ikhtisar seperti di atas hanyalah gambaran umum yang tidak perlu ditetapkan secara ketat karena yang penting adalah ukuran dan keseimbangan proporsional dengan besar tebal tipisnya sebuah tulisan.
2. RINGKASAN
Bagi orang yang sudah terbiasa membuat ringkasan, mungkin kaidah yang berlaku dalam menyusun ringkasan telah tertanam dalam benaknya. Meski demikian, tentulah perlu diberikan beberapa patokan sebagai pegangan dalam membuat ringkasan terutama bagi mereka yang baru mulai atau belum pernah membuat ringkasan. Berikut ini beberapa pegangan yang dipergunakan untuk membuat ringkasan yang baik dan teratur.
1. Membaca Naskah Asli
Bacalah naskah asli sekali atau dua kali, kalau perlu berulang kali agar Anda mengetahui kesan umum tentang karangan tersebut secara menyeluruh. Penulis ringkasan juga perlu mengetahui maksud dan sudut pandangan penulis naskah asli. Untuk mencapainya, judul dan daftar isi tulisan (kalau ada) dapat dijadikan pegangan karena perincian daftar isi memunyai pertalian dengan judul dan alinea-alinea dalam tulisan menunjang pokok-pokok yang tercantum dalam daftar isi.
2. Mencatat Gagasan Utama
Jika Anda sudah menangkap maksud, kesan umum, dan sudut pandangan pengarang asli, silakan memperdalam dan mengonkritkan semua hal itu. Bacalah kembali karangan itu bagian demi bagian, alinea demi alinea sambil mencatat semua gagasan yang penting dalam bagian atau alinea itu. Pokok-pokok yang telah dicatat dipakai untuk menyusun sebuah ringkasan. Langkah kedua ini juga menggunakan judul dan daftar isi sebagai pegangan. Yang menjadi sasaran pencatatan adalah judul-judul bab, judul anak bab, dan alinea, kalau perlu gagasan bawahan alinea yang betul-betul esensial untuk memperjelas gagasan utama tadi juga dicatat.
3. Mengadakan Reproduksi
Pakailah kesan umum dan hasil pencatatan untuk membuat ringkasan. Urutan isi disesuaikan dengan naskah asli, tapi kalimat-kalimat dalam ringkasan yang dibuat adalah kalimat-kalimat baru yang sekaligus menggambarkan kembali isi dari karangan aslinya. Bila gagasan yang telah dicatat ada yang masih kabur, silakan melihat kembali teks aslinya, tapi jangan melihat teks asli lagi untuk hal lainnya agar Anda tidak tergoda untuk menggunakan kalimat dari penulis asli. Karena kalimat penulis asli hanya boleh digunakan bila kalimat itu dianggap penting karena merupakan kaidah, kesimpulan, atau perumusan yang padat.
4. Ketentuan Tambahan
Setelah melakukan langkah ketiga, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ringkasan itu diterima sebagai suatu tulisan yang baik.
1. Susunlah ringkasan dalam kalimat tunggal daripada kalimat majemuk.
2. Ringkaskanlah kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata. Jika rangkaian gagasan panjang, gantilah dengan suatu gagasan sentral saja.
3. Besarnya ringkasan tergantung jumlah alinea dan topik utama yang akan dimasukkan dalam ringkasan. Ilustrasi, contoh, deskripsi, dsb. dapat dihilangkan, kecuali yang dianggap penting.
4. Jika memungkinkan, buanglah semua keterangan atau kata sifat yang ada, meski terkadang sebuah kata sifat atau keterangan masih dipertahankan untuk menjelaskan gagasan umum yang tersirat dalam rangkaian keterangan atau rangkaian kata sifat yang terdapat dalam naskah.
5. Anda harus mempertahankan susunan gagasan dan urutan naskah. Tapi yang sudah dicatat dari karangan asli itulah yang harus dirumuskan kembali dalam kalimat ringkasan Anda. Jagalah juga agar tidak ada hal yang baru atau pikiran Anda sendiri yang dimasukkan dalam ringkasan.
6. Agar dapat membedakan ringkasan sebuah tulisan biasa (bahasa tak langsung) dan sebuah pidato/ceramah (bahasa langsung) yang menggunakan sudut pandang orang pertama tunggal atau jamak, ringkasan pidato atau ceramah itu harus ditulis dengan sudut pandangan orang ketiga.
7. Dalam sebuah ringkasan ditentukan pula panjangnya. Karena itu, Anda harus melakukan seperti apa yang diminta. Bila diminta membuat ringkasan menjadi seperseratus dari karangan asli, maka haruslah membuat demikian. Untuk memastikan apakah ringkasan yang dibuat sudah seperti yang diminta, silakan hitung jumlah seluruh kata dalam karangan itu dan bagilah dengan seratus. Hasil pembagian itulah merupakan panjang karangan yang harus ditulisnya. Perhitungan ini tidak dimaksudkan agar Anda menghitung secara tepat jumlah riil kata yang ada. Tapi perkiraan yang dianggap mendekati kenyataan. Jika Anda harus meringkaskan suatu buku yang tebalnya 250 halaman menjadi sepersepuluhnya, perhitungan yang harus Anda lakukan adalah sebagai berikut:
8. Panjang karangan asli (berupa kata) adalah: Jumlah halaman x Jumlah baris per halaman x Jumlah kata per baris = 250 x 35 X 9 kata = 78.750 kata.
9. Panjang ringkasan berupa jumlah kata adalah: 78.750 : 10 = 7.875 kata. Panjang ringkasan berupa jumlah halaman ketikan adalah: jika kertas yang dipergunakan berukuran kuarto, jarak antar baris dua spasi, tiap baris rata-rata sembilan kata, pada halaman kertas kuarto dapat diketik 25 baris dengan jarak dua spasi, maka: Jumlah kata per halaman adalah: 25x 9 kata = 225. Jumlah halaman yang diperlukan adalah: 7.875:225 = 35 halaman.
Sumber : http://www.scribd.com/doc/20633418/Ringkasan-dan-Ikhtisar
Beda Abstrak dan Ringkasan
Sumber : http://mahmudisiwi.net/beda-abstrak-dan-ringkasan/
Contoh Abstrak :
Metode Langsung: Cara Praktis Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing di Indonesia
Anton D. Pratomo
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Abstrak
Sistem pengajaran bahasa Indonesia yang efektif dan komunikatif untuk orang-orang asing yang akan bekerja di Indonesia atau yang akan tinggal cukup lama di Indonesia menjadi fokus utama sajian saya berdasarkan pengalaman dan penelitian sederhana saya.
Berbicara bahasa Indonesia tidak hanya menyediakan informasi-informasi penting dalam penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa dalam perangkat kehidupan sosial, tapi juga menyangkut apa yang sebenarnya diinginkan si calon pengguna itu untuk mengembangkan kemampuan mereka berkomunikasi. Karena itu keberhasilan guru dalam mengajar bahasa Indonesia kepada orang asing harus meliputi unsur-unsur lengkap yang dilihat dari segala segi, misalnya dari sudut linguistik, sosiolinguistik dan psikolinguistik. Selain mengajarkan mereka hal-hal yang mendasar mengenai tata bahasa, struktur dan keterampilam berbahasa, juga diajak untuk terlibat secara langsung pada unsur-unsur budaya, sehingga mereka akan menyadari juga peran dan asal bahasa dan budaya Indonesia.
Umumnya mereka ingin segera dapat menguasai kemampuan mereka berbahasa Indonesia mengingat keberadaan mereka yang tidak terlalu lama di Indonesia, atau dikejar oleh kebutuhan lingkungan kerja mereka. Untuk itu perlu suatu metode yang tepat dan efektif yang dapat digunakan demi mencapai target yang mereka inginkan.
Contoh Abstrak:
Kebiasaan Konsumsi Air Minum dan Minuman Lainnya
pada Remaja di Daerah Pantai dan Pegunungan
Dodik Briawan, Hardinsyah, Zulaikhah, Marhamah
Abstrak
Desain studi ini cross-sectional yang dilakukan di Jakarta Utara (pantai) dan di Bandung Barat (pegunungan) dengan suhu rata-rata harian 22oC dan 28oC. Sampel dipililih secara acak dari sekolahan berturut-turut sebanyak 110 orang dan 99 orang dari masing-masing lokasi. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner, dan recall selama satu minggu untuk frekuensi konsumsi aneka jenis minuman. Sebagian besar (73,2%) remaja di pegunungan lebih menyukai air minum (air putih) tanpa kemasan. Namun kebiasaan tersebut berbeda untuk di daerah pantai, yaitu proporsi remaja yang mengkonsumsi air minum tanpa kemasan relatif sama dengan air kemasan (52,3% dan 47,7%). Berdasarkan konsumsi minuman seminggu yang lalu, frekuensi konsumsi air minum tanpa kemasan lebih rendah di pantai (3,5 kali/hari) dari pada di pegunungan (4,6 kali/hari). Tetapi untuk frekuensi air minum kemasan lebih tinggi di pantai (3,9 kali/hari) dibandingkan di pegunungan (1,8 kali/hari). Alasan remaja lebih menyukai air minum kemasan dan tanpa kemasan adalah 80-85% karena faktor keamanannya. Jenis minuman lainnya yang disukai remaja adalah teh dan kopi, yaitu dikonsumsi oleh 87% remaja di pantai dan 83% di pegunungan. Frekuensi minuman tersebut 10,3 kali/minggudi pantai dan 11,5 kali/minggu di pegunungan. Susu dan yougurt dikonsumsi oleh 75% di pantai dan 61% di pegunungan, dengan frekuensi berturut-turut sebesar 8,3 kali/mingggu dan 5,5 kali/minggu. Jenis minuman lain seperti jus, minuman karbonasi, minuman elektrolit, jamu, jelly, sari buah frekuensi konsumsinya sangat kecil, yaitu kurang dari 1-2 kali/minggu. Dari pola frekuensi konsumsi minuman tersebut, tampak bahwa air minum kontribusinya paling besar didalam menyumbang total asupan air ke dalam tubuh remaja.
Key words: air minum, frekuensi konsumsi minuman, remaja, pantai, pegunungan
Contoh Ringkasan:
Masalah ketahanan pangan dan juga masalah kemiskinan pada hakikatnya merupakan masalah pembangunan masyarakat pedesaan. Sehingga arah pembangunan ketahanan pangan seharusnya difokuskan pada upaya-upaya untuk memberdayakan dan mensejahterakan masyarakat di pedesaan, khususnya keluarga (rumah tangga) petani gurem. Agar kepentingan pemerintah dan kepentingan petani dalam upaya pembangunan ketahanan pangan dapat diharmoniskan, maka dibutuhkan pemberdayaan petani agar mereka dapat berperansetara (subyek to subyek) dengan pemerintah. Jika kondisi ini tercapai, maka adalah suatu keniscayaan pembangunan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani dapat diwujudkan.
Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah menyusun model pemberdayaan petani untuk mempercepat terwujudnya kemandirian dan keberlanjutan ketahanan pangan rumah tangga dan nasional. Pemberdayaan petani merupakan jalan bagi partisipasi petani dalam program-program ketahanan pangan masyarakat sehingga mampu mewujudkan desa mandiri-sejahtera. Sedangkan tujuan jangka pendek penelitian ini adalah melakukan review arah, tujuan, pendekatan program-yang terkait dengan kebijakan ketahanan pangan (terutama program desa mandiri pangan); mengkaji dinamika sosial, budaya, ekonomi, dan politik masyarakat desa di daerah rawan pangan berbasis pada keragaman modal sosial lokal dan ekologi setempat; serta mengkaji kelembagaan lokal dan ketahanan pangan rumah tangga petani.
Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, pada tahun II tahapan kegiatan yang dilakukan adalah: (1) menganalisis dinamika sosial, ekonomi, politik tata kelola ketahanan pangan masyarakat desa; (2) menganalisis pengembangan kelembagaan ketahanan pangan lokal dalam mendukung ketahanan pangan rumahtangga petani; (3) mencari bentuk (model) pemberdayaan petani berdasarkan strategi komunitas (sosio-budaya-ekonomi-politik) dan strategi agroekosistem; (4) menyusun ciri-ciri rumah tangga petani mandiri dan sejahtera.
Penelitian dilakukan di dua provinsi, yaitu: Jawa Barat dan Jawa Tengah. Di setiap provinsi ditentukan satu kabupaten yang telah ditetapkan sebagai lokasi program aksi desa mandiri pangan (TA 2006), yaitu untuk Jawa Barat adalah kabupaten Garut: desa Cigadog kecamatan Cikelet dan desa Girijaya kecamatan Kersamanah; dan untuk Jawa Tengah adalah kabupaten Klaten: desa Jambakan kecamatan Bayat dan desa Glagah kecamatan Jatinom.
Metode yang digunakan dalam penelitian tahun II adalah pendekatan kualitatif (data yang digunakan data kuantitatif dan data kualitatif) dengan studi kasus desa, pendekatan partisipatif dan analisis gender, serta analisis stakeholder dan musyawarah. Pendekatan kualitatif (diskusi dan wawancara mendalam) untuk mengkaji dinamika masyarakat pedesaan. Pendekatan partisipatif dan analisis gender untuk menemukan model pemberdayaan petani. Analisis stakeholder dan musyawarah digunakan untuk merumuskan kriteria rumah tangga petani mandiri dan sejahtera.
Hasil penelitian tahun II menunjukkan bahwa:
1. Implementasi program mandiri pangan sudah memasuki tahun III (tahap pengembangan). Berdasarkan indikator keberhasilan kegiatan yang digunakan untuk mengukur aspek pemberdayaan kelompok afinitas, yaitu: (1) terlaksananya pelatihan teknis, (2) terlaksananya program kerja pendampingan, (3) terlaksananya kegiatan magang, (4) peningkatan akses (permodalan dan pemasaran), (5) terlaksananya kegiatan pengembangan usaha dengan pendapatan yang layak, menunjukkan bahwa perkembangan kelompok di kabupaten Garut relatif lebih baik dibandingkan di kabupaten Klaten. Perkembangan kelompok di desa Girijaya relatif lebih baik dibandingkan desa Cigadog kabupaten Garut. Perkembangan kelompok di desa Glagah relatif lebih baik dibandingkan desa Jambakan kabupaten Klaten.
2. Salah satu faktor penentu keberhasilan perkembangan kelompok afinitas adalah adanya kesesuaian antara usaha yang dikembangkan oleh anggota kelompok dengan kontekstual setempat, yang dipengaruhi oleh dinamika sosial ekonomi politik dan ekologi tata kelola ketahanan pangan masyarakat. Pada dasarnya pola-pola aktivitas nafkah yang dikembangkan merupakan bentuk adaptasi dari dinamika tersebut. Arah perkembangan usaha kelompok desa Girijaya adalah pada kegiatan off farm (kerajinan rumah tangga) dan nafkah di luar desa (dagang), sementara desa Cigadog masih bisa dikembangkan potensi pertanian dan kelautan sebagai basis usaha di pedesaan, dengan syarat ada dukungan politik dan ekologi dalam tata kelola ketahanan pangan masyarakat. Arah perkembangan usaha kelompok desa Glagah juga pada basis kegiatan off farm (industri rumah tangga dan tebasan), serta pengembangan potensi pertanian lahan kering dan buah-buahan, sementara desa Jambakan berkembang ke usaha off farm (industri rumah tangga).
3. Kelembagaan ketahanan pangan (kelompok afinitas) mengalami perkembangan yang berbeda di tiap wilayah, mengikuti tahap persiapan dan penumbuhan yang sudah dilakukan sebelumnya, dan dipengaruhi pula oleh kelembagaan asli dan kelembagaan atas desa. Kelembagaan ketahanan pangan di dua desa di kabupaten Garut dibangun berdasarkan kesepakatan dari warga tiap dusun untuk menentukan anggota, pengurus, jenis usaha sesuai kondisi lokal, dengan didampingi oleh pendamping dan PPL yang cukup kompeten. Kelembagaan asli, lumbung paceklik dan beras parelek yang didasari solidaritas, kerjasama, dan dukungan lembaga pengajian sebagai wadah masuk program serta dukungan pemerintah desa telah membuat kelembagaan ketahanan pangan yang dibangun menjadi semakin kuat. Namun kemampuan ini belum cukup memadai untuk terus berkembang besar, karena dukungan pemerintah atas desa masih lemah. Kelembagaan ketahanan pangan (kelompok afinitas) di dua desa di kabupaten Klaten lebih memprihatinkan perkembangannya karena kelembagaan asli memudar, kelembagaan kelompok afinitas tidak dibangun dengan baik dan tidak didampingi dengan baik pula. Sementara dukungan dari pemerintah atas desa cenderung bersifat instan dan tidak berkelanjutan.
4. Model pemberdayaan petani di setiap desa juga spesifik menurut dinamika masyarakat, perkembangan kelembagaan kelompok afinitas, serta tahapan perkembangan implementasi program mapan. Di kabupaten Garut, kegiatan pemberdayaan kelompok afinitas relatif lebih berhasil dibandingkan kabupaten Klaten, karena kegiatan pendampingan relatif terkawal lebih baik. Situasi konflik politik dan kepentingan aktor sangat mewarnai kegiatan pemberdayaan petani di kabupaten Klaten, sehingga relatif berjalan lebih lambat.
5. Ciri-ciri rumah tangga petani mandiri dan sejahtera juga beragam menurut lokasi. Petani di desa Girijaya kabupaten Garut relatif lebih mandiri secara ekonomi, dan sejalan dengan kesejahteraan ekonomi maupun sosial (pengembangan solidaritas, kerjasama, rasa aman dan tentram. Dalam bahasa sunda: saling asah, saling asuh, dan saling asih). Warga miskin di desa Jambakan kabupaten Klaten belum memiliki kemampuan untuk memperjuangkan hak-haknya mengakses program, perkembangan usaha ke arah off farm masih dikuasai golongan non rumahtangga miskin, didukung oleh kepentingan elite desa. Solidaritas dan kerjasama melemah. Hal ini masih didukung oleh program-program atas desa yang cenderung bersifat instan dan tidak berkelanjutan, hanya untuk kepentingan “image pemerintah atas desa” saja.
Ringkasan Novel: Siti Nurbaya
Sumber : http://awan965.wordpress.com/2009/04/14/ringkasan-novel-siti-nurbaya/
April 14, 2009 — awan sundiawan
SITTI NURBAYA
(Kasih Tak Sampai)
Pengarang : Marah Rusli (7 Agustus 1889-17 Januari 1968)
Penerbit : Balai Pustaka
Hampir semua kritikus sastra Indonesia menempatkan novel Sitti Nurbaya ini sebagai karya penting dalam sejarah kesusastraan Indonesia. Secara tematik, seperti yang disinggung H.B. Jassin, Zuber Usman, Ajip Rosidi, Sapardi Djoko Damono, maupun Teeuw, novel ini tidak hanya menampilkan latar social lebih jelas, tetapi juga mengandung kritik yang tajam terhadap adapt-istiadat dan tradisi kolot yang membelenggu. Novel ini pula yang pertama kali menampilkan masalah perkawinan dalam hubungannya dengan persoalan adat, yang kemudian banyak diikuti oleh pengarang-pengarang Indonesia sesudahnya.
Pada tahun 1969, novel ini memperoleh hadiah penghargaan dari pemerintah Indonesia sebagai hadiah tahunan yang diberikan setiap tanggal 17 Agustus- kini Hadiah Tahunan Pemerintah ini tidak dilanjutkan lagi.
Berbagai artikel maupun makalah yang membahas novel ini sudah banyak ditulis oleh para pengamat sastra Indonesia, baik dalam maupun luar negeri. Hingga kini, ulasannya masih terus banyak dilakukan, baik dalam konteks sejarah kesusastraan Indonesia modern, maupun dalam konteks social dan emansipasi wanita.
Di Malaysia, novel ini terbit pula dalam edisi bahasa Melayu. Pada tahun 1963 saja, di Malaysia itu, Sitti Nurbaya sudah mengalami cetak ulang ke-11. Untuk pengajaran sastra di tingkat sekolah lanjutan, novel ini merupakan salah satu novel wajib.
Tahun 1991, TVRI menyiarkan sinetron Sitti Nurbaya dengan pemeran utamanya Novia Kolopaking (sebagai Sitti Nurbaya) dan Gusti Randa (sebagai Samsulbahri).
Inilah ringkasannya.
Sutan Mahmud Syah termasuk salah seorang bangsawan yang cukup terkenal di Padang. Penghulu yang sangat disegani dan dihormati penduduk disekitarnya itu, mempunyai putra bernama Samsulbahri, anak tunggal yang berbudi dan berprilaku baik. Bersebelahan dengan rumah Sutan Mahmud Syah, tinggal seorang Saudagar kaya bernama Baginda Sulaiman. Putrinya, Sitti Nurbaya, juga merupakan anak tunggal keluarga kaya-raya itu.
Sebagaimana umumnya kehidupan bertetangga, hubungan antara keluarga Sutan Mahmud Syah dan keluarga Baginda Sulaiman, berjalan dengan baik. Begitu pula hubungan Samsulbahri dan Sitti Nurbaya. Sejak anak-anak sampai usia mereka menginjak remaja, persahabatan mereka makin erat. Apalagi, keduanya belajar di sekolah yang sama. Hubungan kedua remaja itu berkembang menjadi hubungan cinta. Perasaan tersebut baru mereka sadari ketika Samsulbahri akan berangkat ke Jakarta untuk melanjutkan sekolahnya.
Sementara itu, Datuk Meringgih, salah seorang saudagar kaya di Padang, berusaha untuk menjatuhkan kedudukan Baginda Sulaiman. Ia menganggap Baginda Sulaiman sebagai saingannya yang harus disingkirkan, di samping rasa iri hatinya melihat harta kekayaan ayah Sitti Nurbaya itu. “Aku sesungguhnya tidak senang melihat perniagan Baginda Sulaiman, makin hari makin bertambah maju, sehingga berani ia bersaing dengan aku. Oleh sebab itu, hendaklah ia dijatuhkan,” demikian Datuk Meringgih berkata (hlm. 92). Ia kemudian menyuruh anak buahnya untuk membakar dan menghancurkan bangunan, took-toko, dan semua harta kekayaan Baginda Sulaiman.
Akal busuk Datuk Meringgih berhasil. Baginda Sulaiman kini jatuh miskin. Namun, sejauh itu, ia belum menyadari bahwa sesungguhnya, kejatuhannya akibat perbuatan licik Datuk Meringgih. Oleh karena itu, tanpa prasangka apa-apa, ia meminjam uang kepada orang yang sebenarnya akan mencelakakan Baginda Sulaiman.
Bagi Datuk Meringgih kedatangan Baginda Sulaiman itu ibarat “Pucuk dicinta ulam tiba”, karena memang hal itulah yang diharapkannya. Rentenir kikir yang tamak dan licik itu, kemudian meminjamkan uang kepada Baginda Sulaiman dengan syarat harus dapat dilunasi dalam waktu tiga bulan. Pada saat yang telah ditetapkan, Datuk Meringgih pun datang menagih janji.
Malang bagi Baginda Sulaiman. Ia tak dapat melunasi utangnya. Tentu saja Datuk Meringgih tidak mau rugi. Tanpa belas kasihan, ia akan mengancam akan memenjarakan Baginda Sulaiman jika utangnya tidak segera dilunasi, kecuali apabila Sitti Nurbaya diserahkan untuk dijadikan istri mudanya.
Baginda Sulaiman tentu saja tidak mau putrid tunggalnya menjadi korban lelaki hidung belang itu walaupun sbenarnya ia tak dapat berbuat apa-apa. Maka, ketika ia sadar bahwa dirinya tak sanggup untuk membayar utangnya, ia pasrah saja digiring polisi dan siap menjalsni hukuman. Pada saat itulah, Sitti Nurbaya keluar dari kamarnya dan menyatakan bersedia menjadi istri Datuk Meringgih asalkan ayahnya tidak dipenjarakan. Suatu putusan yang kelak akan menceburkan Sitti Nurbaya pada penderitaan yang berkepanjangan.
Samsulbahri, mendengar peristiwa yang menimpa diri kekasihnya itu lewat surat Sitti Nurbaya, juga ikut prihatin. Cintanya kepada Sitti Nurbaya tidak mudah begitu saja ia lupakan. Oleh karena itu, ketika liburan, ia pulang ke Padang, dan menyempatkan diri menengok Baginda Sulaiman yang sedang sakit. Kebetulan pula, Sitti Nurbaya pada saat yang sama sedang menjenguk ayahnya. Tanpa sengaja, keduanya pun bertemu lalu saling menceritakan pengalaman masing-masing.
Ketika mereka sedang asyik mengobrol, datanglah Datuk Meringgih. Sifat Meringgih yang culas dan selalu berprasangka itu, tentu saja menyangka kedua orang itu telah melakukan perbuatan yang tidak pantas. Samsulbahri yang tidak merasa tidak melakukan hal yang tidak patut, berusaha membela diri dari tuduhan keji itu. Pertengkaran pun tak dapat dihindarkan.
Pada saat pertengkaran terjadi, ayah Sitti Nurbaya berusaha datang ke tempat kejadian. Namun, karena kondisinya yang kurang sehat, ia jatuh dari tangga hingga menemui ajalnya.
Ternyata ekor perkelahian itu tak hanya sampai di situ. Ayah Samsulbahri yang merasa malu atas tuduhan yang ditimpakan kepada anaknya, kemudian mengusir Samsulbahri. Pemuda itu terpaksa kembali ke Jakarta. Sementara Sitti Nurbaya, sejak ayahnya meninggal merasa dirinya telah bebas dan tidak perlu lagi tunduk dan patuh kepada Datuk Meringgih. Sejak saat itu ia tinggal menumpang bersama salah seorang familinya yang bernama Aminah.
Sekali waktu, Sitti Nurbaya bermaksud menyusul kekasihnya ke Jakarta. Namun, akibat tipu muslihat dan akal licik Datuk Meringgih yang menuduhnya telah mencuri harta perhiasan bekas suaminya itu, Sitti Nurbaya terpaksa kembali ke Padang. Oleh karena Sitti Nurbaya tidak bersalah, akhirnya ia bebas dari tuduhan. Namun, Datuk Meringgih masih juga belum puas. Ia kemudian menyuruh seseorang untuk meracun Sitti Nurbaya. Kali ini, perbuatannya berhasil. Sitti Nurbaya meninggal karena keracunan.
Rupanya, berita kematian Sitti Nurbaya membuat sedih ibu Samsulbahri. Ia kemudian jatuh sakit, dan tidak berapa lama kemudian meninggal dunia.
Berita kematian Sitti Nurbaya dan ibu Samsulbahri, sampai juga ke Jakarta. Samsulbahri yang merasa amat berduka, mula-mula mencoba bunuh diri. Beruntung, temannya, Arifin, dapat menggagalkan tindakan nekat Samsulbahri. Namun, lain lagi berita yang sampai ke Padang. Di kota ini, Samsulbahri dikabarkan telah meninggal dunia.
Sepuluh tahun berlalu. Samsulbahri kini telah menjadi serdadu kompeni dengan pangkat letnan. Ia juga sekarang lebih dikenal dengan nama Letnan Mas. Sebenarnya, ia menjadi serdadu kompeni bukan karena ia ingin mengabdi kepada kompeni, melainkan terdorong oleh rasa frustasinya mendengar orang-orang yang dicintainya telah meninggal. Oleh karena itu, ia sempat bimbang juga ketika mendapat tugas harus memimpin pasukannya memadamkan pemberontakan yang terjadi di Padang. Bagaimanapun, ia tak dapat begitu saja melupakan tanah leluhurnya itu. Ternyata pemberontakan yang terjadi di Padang itu didalangi oleh Datuk Meringgih.
Dalam pertempuran me;awan pemberontak itu, Letnan Mas mendapat perlawanan cukup sengit. Namun, akhirnya ia berhasil menumpasnya, termasuk juga menembak Datuk Meringgih, hingga dalang pemberontak itu tewas. Namun, Letnan Mas luka parah terkena sabetan pedang Datuk Meringgih.
Rupanya, kepala Letnan Mas yang terluka itu, cukup parah. Ia terpaksa dirawat dirumah sakit. Pada saat itulah timbul keinginan Letnan Mas untuk berjumpa dengan ayahnya. Ternyata, pertemuan yang mengharukan antara “Si anak yang hilang” dan ayahnya itu merupakan pertemuan terakhir sekaligus akhir hayat kedua orang itu. Oleh karena setelah Letnan Mas menyatakan bahwa ia Samsulbahri, ia mengembuskan napas di depan ayahnya sendiri. Adapun Sutan Mahmud Syah, begitu tahu bahwa Samsulbahri yang dikiranya telah meninggal beberapa tahun lamanya tiba-tiba kini tergolek kaku menjadi mayat akhirnya pun meninggal dunia pada keesokan harinya.
1.1 Pengertian umum
Abstrak merupakan penyajian singkat mengenai isi tulisan sehingga pada tulisan ia menjadi bagian tersendiri. Abstrak berfungsi untuk menjelaskan secara singkat kepada pembaca tentang apa yang terdapat dalam suatu tulisan. Pada umumnya abstrak diletakkan pada bagian awal sebelum bab-bab penguraian. Menurut sifatnya, abstrak dapat dibagi menjadi abstrak yang bersifat deskriptif yang dalam bahasa Inggris disebut Abstract dan abstrak yang bersifat informatif. Abstrak informatif terbagi menjadi ringkasan (precise) dan ikhtisar (summary). Dalam tulisan ilmiah yang disusun untuk memperoleh gelar lewat penelitian seperti skripsi, tesis dan disertasi, umumnya jenis abstrak yang digunakan adalah yang berwujud ringkasan, sedangkan ikhtisar lebih banyak digunakan pada tulisan ilmiah yang diterbitkan dalam bentuk buku.
1.2 Abstrak Deskriptif atau Abstract
Sebagai abstrak deskriptif, abstrak hanya menyajikan uraian yang sangat singkat tentang isi tulisan tanpa menyatakan apa yang dibahas dalam aspek-aspek yang tercakup pada tulisan itu sendiri. Dengan kata lain, untuk menjelaskan gagasan utama yang terdapat pada tulisan, Abstrak cukup disusun dalam kalimat tunggal sehingga Abstrak tidak memerlukan perincian yang bersifat detil ataupun contoh-contoh yang bersifat ilustratif. Pandangan penulis tentang karyanya pun tidak akan tampak dalam Abstrak. Pendek kata, pada Abstrak penulis hanya menyajikan hal-hal yang bertalian dengan topik atau menyajikan semata-mata tentang problematika yang terdapat dalam tulisannya. Berikut di bawah ini merupakan satu contoh abstrak yang diambil dari artikel yang ditulis oleh Djoni Dwijono, “Mendayagunakan Komputer Pribadi secara Maksimal dengan Ergonomics” dalam Buletin Informatika No. 13 tahun III/1997, hlm. 74 : Konsep Ergonomics telah melahirkan inovasi-inovasi yang baru di bidang disain mesin dan selalu berkembang dari waktu ke waktu agar mampu menghasilkan mesin yang benar-benar memaksimalkan kemampuan dan daya kerja manusia. Akan tetapi dalam perkembangannya, ergonomics tidak hanya meliputi disain mesin melainkan juga meliputi cara kerja, prosedur-prosedur maupun lingkungan yang mendukung usaha kerja manusia berkat penelitian, pengembangan, dan inovasi yang kreatif.
1.3 Abstrak Informatif: Ringkasan (Precise)
Ringkasan merupakan penyajian singkat tentang isi tulisan dengan memperlihatkan urutan dari isi atau bab-bab yang terdapat dalam tulisan. Dalam bentuknya yang singkat itu, urutan tentang isi atau bab-bab tulisan disajikan secara proporsional. Pada prinsipnya di dalam ringkasan, gagasan dan pendekatan penulis telah tampak dan problematika berikut upaya pemecahan yang ada dalam tulisan disajikan berurutan sesuai bab-bab yang ada. Adakalanya ilustrasi juga disertakan dalam ringkasan.
Adapun ringkasan dapat dicontohkan dari karya terjemahan yang berjudul Komputer:
Tantangan Baru di Bidang Hukum yang diterbitkan oleh Airlangga Universiti Press pada tahun 1991 : Pembaca tidak harus memiliki pengetahuan yang mendalam baik dalam bidang Ilmu Hukum maupun Ilmu Informatika karena buku ini hanya menyajikan suatu sudut pandang sederhana tentang perubahan yang terjadi dalam ketentuan-ketentuan di bidang hukum dengan meluasnya penggunaan komputer. Bab pertama berisi uraian singkat mengenai cara kerja komputer dan empat bab berikutnya menguraikan akibat-akibat yuridis dari pengunaan komputer ditinjau dari Hukum Perdata, Hukum Pidana, dan Hukum Tata Negara. Dari bab lima hingga bab delapan berisi uraian yang meliputi cara kerja komputer, bank data, otomatisasi oleh penguasa hingga peran komputer di bidang pendidikan yang kesemuanya dapat menjadi titik perhatian para ahli hukum maupun perancang undang-undang. Akhirnya buku ini lebih merupakan sumbang pemikiran agar ilmu hukum dan praktek hukum mampu menjawab tantangan jaman karena masyarakat yang senantiasa berubah.
1.4 Abstrak Informatif: Ikhtisar (Summary)
Abstrak yang berbentuk ikhtisar sebenarnya sering digunakan para penulis dalam membuat kutipan secara tidak langsung ataupun di dalam menyimpulkan suatu uraian. Sebagai salah satu bentuk abstrak, ikhtisar juga merupakan penyajian singkat tentang isi tulisan namun tidak mempertahankan urutan bab-bab yang ada seperti halnya pada ringkasan. Dengan demikian, problematika dan upaya pemecahan yang tersaji dalam tulisan dijelaskan secara ringkas dan bebas tanpa memberikan penjelasan mengenai isi dari seluruh tulisan secara proporsional. Ilustrasi pun kadang juga diperlukan dalam sebuah ikhtisar.
Dari uraian mengenai Abstrak, Ringkasan, dan Ikhtisar, maka dapat diketahui bahwa uraian yang disajikan baik dalam bentuk ringkasan maupun ikhtisar sifatnya tidak sesingkat abstrak. Selain gagasan utama yang dikandung dalam tulisan, pada ringkasan maupun ikhtisar disertakan ilustrasi untuk menjelaskan aspek-aspek yang dibahas dalam tulisan. Pada ringkasan sekalipun penyajiannya menurut bab-bab yang ada, namun adakalanya mengabaikan bab yang kurang penting seperti halnya pada penyusunan ikhtisar.
1.5 Panjang Abstrak
Tidak terdapat patokan yang absolut mengenai besar kecilnya ringkasan maupun ikhitisar namun bagi penulis pemula dapat mempergunakan patokan seperti misalnya apabila jumlah halaman tulisan adalah 250 halaman, maka proporsi untuk ringkasan atau ihtisar dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus di bawah ini :
Jumlah halaman X baris setiap halaman X kata dalam dalam satu baris. (250 x 25 x 9 ) = 56.250 kata maka jumlah halaman ringkasan atau ikhtisar yang dibutuhkan adalah : 56.250 : (25 x 9) = 250 kata = 1,1 halaman berukuran kuarto dalam 1 spasi atau 2,5 halaman dalam 2 spasi pada kertas berukuran kuarto.
Patokan untuk menentukan jumlah baris dalam satu halaman maupun jumlah kata dalam satu baris seperti digunakan pada contoh di atas adalah berasal dari standar masyarakat ilmiah bahwa huruf yang dipakai untuk karya ilmiah adalah berukuran PICA pada mesin ketik atau sama dengan jenis huruf Times New Roman 12 pada program pengolah kata MS Word dan sejenisnya.
Rumus untuk menentukan ukuran ringkasan atau ikhtisar seperti di atas hanyalah gambaran umum yang tidak perlu ditetapkan secara ketat karena yang penting adalah ukuran dan keseimbangan proporsional dengan besar tebal tipisnya sebuah tulisan.
2. RINGKASAN
Bagi orang yang sudah terbiasa membuat ringkasan, mungkin kaidah yang berlaku dalam menyusun ringkasan telah tertanam dalam benaknya. Meski demikian, tentulah perlu diberikan beberapa patokan sebagai pegangan dalam membuat ringkasan terutama bagi mereka yang baru mulai atau belum pernah membuat ringkasan. Berikut ini beberapa pegangan yang dipergunakan untuk membuat ringkasan yang baik dan teratur.
1. Membaca Naskah Asli
Bacalah naskah asli sekali atau dua kali, kalau perlu berulang kali agar Anda mengetahui kesan umum tentang karangan tersebut secara menyeluruh. Penulis ringkasan juga perlu mengetahui maksud dan sudut pandangan penulis naskah asli. Untuk mencapainya, judul dan daftar isi tulisan (kalau ada) dapat dijadikan pegangan karena perincian daftar isi memunyai pertalian dengan judul dan alinea-alinea dalam tulisan menunjang pokok-pokok yang tercantum dalam daftar isi.
2. Mencatat Gagasan Utama
Jika Anda sudah menangkap maksud, kesan umum, dan sudut pandangan pengarang asli, silakan memperdalam dan mengonkritkan semua hal itu. Bacalah kembali karangan itu bagian demi bagian, alinea demi alinea sambil mencatat semua gagasan yang penting dalam bagian atau alinea itu. Pokok-pokok yang telah dicatat dipakai untuk menyusun sebuah ringkasan. Langkah kedua ini juga menggunakan judul dan daftar isi sebagai pegangan. Yang menjadi sasaran pencatatan adalah judul-judul bab, judul anak bab, dan alinea, kalau perlu gagasan bawahan alinea yang betul-betul esensial untuk memperjelas gagasan utama tadi juga dicatat.
3. Mengadakan Reproduksi
Pakailah kesan umum dan hasil pencatatan untuk membuat ringkasan. Urutan isi disesuaikan dengan naskah asli, tapi kalimat-kalimat dalam ringkasan yang dibuat adalah kalimat-kalimat baru yang sekaligus menggambarkan kembali isi dari karangan aslinya. Bila gagasan yang telah dicatat ada yang masih kabur, silakan melihat kembali teks aslinya, tapi jangan melihat teks asli lagi untuk hal lainnya agar Anda tidak tergoda untuk menggunakan kalimat dari penulis asli. Karena kalimat penulis asli hanya boleh digunakan bila kalimat itu dianggap penting karena merupakan kaidah, kesimpulan, atau perumusan yang padat.
4. Ketentuan Tambahan
Setelah melakukan langkah ketiga, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ringkasan itu diterima sebagai suatu tulisan yang baik.
1. Susunlah ringkasan dalam kalimat tunggal daripada kalimat majemuk.
2. Ringkaskanlah kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata. Jika rangkaian gagasan panjang, gantilah dengan suatu gagasan sentral saja.
3. Besarnya ringkasan tergantung jumlah alinea dan topik utama yang akan dimasukkan dalam ringkasan. Ilustrasi, contoh, deskripsi, dsb. dapat dihilangkan, kecuali yang dianggap penting.
4. Jika memungkinkan, buanglah semua keterangan atau kata sifat yang ada, meski terkadang sebuah kata sifat atau keterangan masih dipertahankan untuk menjelaskan gagasan umum yang tersirat dalam rangkaian keterangan atau rangkaian kata sifat yang terdapat dalam naskah.
5. Anda harus mempertahankan susunan gagasan dan urutan naskah. Tapi yang sudah dicatat dari karangan asli itulah yang harus dirumuskan kembali dalam kalimat ringkasan Anda. Jagalah juga agar tidak ada hal yang baru atau pikiran Anda sendiri yang dimasukkan dalam ringkasan.
6. Agar dapat membedakan ringkasan sebuah tulisan biasa (bahasa tak langsung) dan sebuah pidato/ceramah (bahasa langsung) yang menggunakan sudut pandang orang pertama tunggal atau jamak, ringkasan pidato atau ceramah itu harus ditulis dengan sudut pandangan orang ketiga.
7. Dalam sebuah ringkasan ditentukan pula panjangnya. Karena itu, Anda harus melakukan seperti apa yang diminta. Bila diminta membuat ringkasan menjadi seperseratus dari karangan asli, maka haruslah membuat demikian. Untuk memastikan apakah ringkasan yang dibuat sudah seperti yang diminta, silakan hitung jumlah seluruh kata dalam karangan itu dan bagilah dengan seratus. Hasil pembagian itulah merupakan panjang karangan yang harus ditulisnya. Perhitungan ini tidak dimaksudkan agar Anda menghitung secara tepat jumlah riil kata yang ada. Tapi perkiraan yang dianggap mendekati kenyataan. Jika Anda harus meringkaskan suatu buku yang tebalnya 250 halaman menjadi sepersepuluhnya, perhitungan yang harus Anda lakukan adalah sebagai berikut:
8. Panjang karangan asli (berupa kata) adalah: Jumlah halaman x Jumlah baris per halaman x Jumlah kata per baris = 250 x 35 X 9 kata = 78.750 kata.
9. Panjang ringkasan berupa jumlah kata adalah: 78.750 : 10 = 7.875 kata. Panjang ringkasan berupa jumlah halaman ketikan adalah: jika kertas yang dipergunakan berukuran kuarto, jarak antar baris dua spasi, tiap baris rata-rata sembilan kata, pada halaman kertas kuarto dapat diketik 25 baris dengan jarak dua spasi, maka: Jumlah kata per halaman adalah: 25x 9 kata = 225. Jumlah halaman yang diperlukan adalah: 7.875:225 = 35 halaman.
Sumber : http://www.scribd.com/doc/20633418/Ringkasan-dan-Ikhtisar
Beda Abstrak dan Ringkasan
Sumber : http://mahmudisiwi.net/beda-abstrak-dan-ringkasan/
Contoh Abstrak :
Metode Langsung: Cara Praktis Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing di Indonesia
Anton D. Pratomo
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Abstrak
Sistem pengajaran bahasa Indonesia yang efektif dan komunikatif untuk orang-orang asing yang akan bekerja di Indonesia atau yang akan tinggal cukup lama di Indonesia menjadi fokus utama sajian saya berdasarkan pengalaman dan penelitian sederhana saya.
Berbicara bahasa Indonesia tidak hanya menyediakan informasi-informasi penting dalam penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa dalam perangkat kehidupan sosial, tapi juga menyangkut apa yang sebenarnya diinginkan si calon pengguna itu untuk mengembangkan kemampuan mereka berkomunikasi. Karena itu keberhasilan guru dalam mengajar bahasa Indonesia kepada orang asing harus meliputi unsur-unsur lengkap yang dilihat dari segala segi, misalnya dari sudut linguistik, sosiolinguistik dan psikolinguistik. Selain mengajarkan mereka hal-hal yang mendasar mengenai tata bahasa, struktur dan keterampilam berbahasa, juga diajak untuk terlibat secara langsung pada unsur-unsur budaya, sehingga mereka akan menyadari juga peran dan asal bahasa dan budaya Indonesia.
Umumnya mereka ingin segera dapat menguasai kemampuan mereka berbahasa Indonesia mengingat keberadaan mereka yang tidak terlalu lama di Indonesia, atau dikejar oleh kebutuhan lingkungan kerja mereka. Untuk itu perlu suatu metode yang tepat dan efektif yang dapat digunakan demi mencapai target yang mereka inginkan.
Contoh Abstrak:
Kebiasaan Konsumsi Air Minum dan Minuman Lainnya
pada Remaja di Daerah Pantai dan Pegunungan
Dodik Briawan, Hardinsyah, Zulaikhah, Marhamah
Abstrak
Desain studi ini cross-sectional yang dilakukan di Jakarta Utara (pantai) dan di Bandung Barat (pegunungan) dengan suhu rata-rata harian 22oC dan 28oC. Sampel dipililih secara acak dari sekolahan berturut-turut sebanyak 110 orang dan 99 orang dari masing-masing lokasi. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner, dan recall selama satu minggu untuk frekuensi konsumsi aneka jenis minuman. Sebagian besar (73,2%) remaja di pegunungan lebih menyukai air minum (air putih) tanpa kemasan. Namun kebiasaan tersebut berbeda untuk di daerah pantai, yaitu proporsi remaja yang mengkonsumsi air minum tanpa kemasan relatif sama dengan air kemasan (52,3% dan 47,7%). Berdasarkan konsumsi minuman seminggu yang lalu, frekuensi konsumsi air minum tanpa kemasan lebih rendah di pantai (3,5 kali/hari) dari pada di pegunungan (4,6 kali/hari). Tetapi untuk frekuensi air minum kemasan lebih tinggi di pantai (3,9 kali/hari) dibandingkan di pegunungan (1,8 kali/hari). Alasan remaja lebih menyukai air minum kemasan dan tanpa kemasan adalah 80-85% karena faktor keamanannya. Jenis minuman lainnya yang disukai remaja adalah teh dan kopi, yaitu dikonsumsi oleh 87% remaja di pantai dan 83% di pegunungan. Frekuensi minuman tersebut 10,3 kali/minggudi pantai dan 11,5 kali/minggu di pegunungan. Susu dan yougurt dikonsumsi oleh 75% di pantai dan 61% di pegunungan, dengan frekuensi berturut-turut sebesar 8,3 kali/mingggu dan 5,5 kali/minggu. Jenis minuman lain seperti jus, minuman karbonasi, minuman elektrolit, jamu, jelly, sari buah frekuensi konsumsinya sangat kecil, yaitu kurang dari 1-2 kali/minggu. Dari pola frekuensi konsumsi minuman tersebut, tampak bahwa air minum kontribusinya paling besar didalam menyumbang total asupan air ke dalam tubuh remaja.
Key words: air minum, frekuensi konsumsi minuman, remaja, pantai, pegunungan
Contoh Ringkasan:
Masalah ketahanan pangan dan juga masalah kemiskinan pada hakikatnya merupakan masalah pembangunan masyarakat pedesaan. Sehingga arah pembangunan ketahanan pangan seharusnya difokuskan pada upaya-upaya untuk memberdayakan dan mensejahterakan masyarakat di pedesaan, khususnya keluarga (rumah tangga) petani gurem. Agar kepentingan pemerintah dan kepentingan petani dalam upaya pembangunan ketahanan pangan dapat diharmoniskan, maka dibutuhkan pemberdayaan petani agar mereka dapat berperansetara (subyek to subyek) dengan pemerintah. Jika kondisi ini tercapai, maka adalah suatu keniscayaan pembangunan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani dapat diwujudkan.
Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah menyusun model pemberdayaan petani untuk mempercepat terwujudnya kemandirian dan keberlanjutan ketahanan pangan rumah tangga dan nasional. Pemberdayaan petani merupakan jalan bagi partisipasi petani dalam program-program ketahanan pangan masyarakat sehingga mampu mewujudkan desa mandiri-sejahtera. Sedangkan tujuan jangka pendek penelitian ini adalah melakukan review arah, tujuan, pendekatan program-yang terkait dengan kebijakan ketahanan pangan (terutama program desa mandiri pangan); mengkaji dinamika sosial, budaya, ekonomi, dan politik masyarakat desa di daerah rawan pangan berbasis pada keragaman modal sosial lokal dan ekologi setempat; serta mengkaji kelembagaan lokal dan ketahanan pangan rumah tangga petani.
Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, pada tahun II tahapan kegiatan yang dilakukan adalah: (1) menganalisis dinamika sosial, ekonomi, politik tata kelola ketahanan pangan masyarakat desa; (2) menganalisis pengembangan kelembagaan ketahanan pangan lokal dalam mendukung ketahanan pangan rumahtangga petani; (3) mencari bentuk (model) pemberdayaan petani berdasarkan strategi komunitas (sosio-budaya-ekonomi-politik) dan strategi agroekosistem; (4) menyusun ciri-ciri rumah tangga petani mandiri dan sejahtera.
Penelitian dilakukan di dua provinsi, yaitu: Jawa Barat dan Jawa Tengah. Di setiap provinsi ditentukan satu kabupaten yang telah ditetapkan sebagai lokasi program aksi desa mandiri pangan (TA 2006), yaitu untuk Jawa Barat adalah kabupaten Garut: desa Cigadog kecamatan Cikelet dan desa Girijaya kecamatan Kersamanah; dan untuk Jawa Tengah adalah kabupaten Klaten: desa Jambakan kecamatan Bayat dan desa Glagah kecamatan Jatinom.
Metode yang digunakan dalam penelitian tahun II adalah pendekatan kualitatif (data yang digunakan data kuantitatif dan data kualitatif) dengan studi kasus desa, pendekatan partisipatif dan analisis gender, serta analisis stakeholder dan musyawarah. Pendekatan kualitatif (diskusi dan wawancara mendalam) untuk mengkaji dinamika masyarakat pedesaan. Pendekatan partisipatif dan analisis gender untuk menemukan model pemberdayaan petani. Analisis stakeholder dan musyawarah digunakan untuk merumuskan kriteria rumah tangga petani mandiri dan sejahtera.
Hasil penelitian tahun II menunjukkan bahwa:
1. Implementasi program mandiri pangan sudah memasuki tahun III (tahap pengembangan). Berdasarkan indikator keberhasilan kegiatan yang digunakan untuk mengukur aspek pemberdayaan kelompok afinitas, yaitu: (1) terlaksananya pelatihan teknis, (2) terlaksananya program kerja pendampingan, (3) terlaksananya kegiatan magang, (4) peningkatan akses (permodalan dan pemasaran), (5) terlaksananya kegiatan pengembangan usaha dengan pendapatan yang layak, menunjukkan bahwa perkembangan kelompok di kabupaten Garut relatif lebih baik dibandingkan di kabupaten Klaten. Perkembangan kelompok di desa Girijaya relatif lebih baik dibandingkan desa Cigadog kabupaten Garut. Perkembangan kelompok di desa Glagah relatif lebih baik dibandingkan desa Jambakan kabupaten Klaten.
2. Salah satu faktor penentu keberhasilan perkembangan kelompok afinitas adalah adanya kesesuaian antara usaha yang dikembangkan oleh anggota kelompok dengan kontekstual setempat, yang dipengaruhi oleh dinamika sosial ekonomi politik dan ekologi tata kelola ketahanan pangan masyarakat. Pada dasarnya pola-pola aktivitas nafkah yang dikembangkan merupakan bentuk adaptasi dari dinamika tersebut. Arah perkembangan usaha kelompok desa Girijaya adalah pada kegiatan off farm (kerajinan rumah tangga) dan nafkah di luar desa (dagang), sementara desa Cigadog masih bisa dikembangkan potensi pertanian dan kelautan sebagai basis usaha di pedesaan, dengan syarat ada dukungan politik dan ekologi dalam tata kelola ketahanan pangan masyarakat. Arah perkembangan usaha kelompok desa Glagah juga pada basis kegiatan off farm (industri rumah tangga dan tebasan), serta pengembangan potensi pertanian lahan kering dan buah-buahan, sementara desa Jambakan berkembang ke usaha off farm (industri rumah tangga).
3. Kelembagaan ketahanan pangan (kelompok afinitas) mengalami perkembangan yang berbeda di tiap wilayah, mengikuti tahap persiapan dan penumbuhan yang sudah dilakukan sebelumnya, dan dipengaruhi pula oleh kelembagaan asli dan kelembagaan atas desa. Kelembagaan ketahanan pangan di dua desa di kabupaten Garut dibangun berdasarkan kesepakatan dari warga tiap dusun untuk menentukan anggota, pengurus, jenis usaha sesuai kondisi lokal, dengan didampingi oleh pendamping dan PPL yang cukup kompeten. Kelembagaan asli, lumbung paceklik dan beras parelek yang didasari solidaritas, kerjasama, dan dukungan lembaga pengajian sebagai wadah masuk program serta dukungan pemerintah desa telah membuat kelembagaan ketahanan pangan yang dibangun menjadi semakin kuat. Namun kemampuan ini belum cukup memadai untuk terus berkembang besar, karena dukungan pemerintah atas desa masih lemah. Kelembagaan ketahanan pangan (kelompok afinitas) di dua desa di kabupaten Klaten lebih memprihatinkan perkembangannya karena kelembagaan asli memudar, kelembagaan kelompok afinitas tidak dibangun dengan baik dan tidak didampingi dengan baik pula. Sementara dukungan dari pemerintah atas desa cenderung bersifat instan dan tidak berkelanjutan.
4. Model pemberdayaan petani di setiap desa juga spesifik menurut dinamika masyarakat, perkembangan kelembagaan kelompok afinitas, serta tahapan perkembangan implementasi program mapan. Di kabupaten Garut, kegiatan pemberdayaan kelompok afinitas relatif lebih berhasil dibandingkan kabupaten Klaten, karena kegiatan pendampingan relatif terkawal lebih baik. Situasi konflik politik dan kepentingan aktor sangat mewarnai kegiatan pemberdayaan petani di kabupaten Klaten, sehingga relatif berjalan lebih lambat.
5. Ciri-ciri rumah tangga petani mandiri dan sejahtera juga beragam menurut lokasi. Petani di desa Girijaya kabupaten Garut relatif lebih mandiri secara ekonomi, dan sejalan dengan kesejahteraan ekonomi maupun sosial (pengembangan solidaritas, kerjasama, rasa aman dan tentram. Dalam bahasa sunda: saling asah, saling asuh, dan saling asih). Warga miskin di desa Jambakan kabupaten Klaten belum memiliki kemampuan untuk memperjuangkan hak-haknya mengakses program, perkembangan usaha ke arah off farm masih dikuasai golongan non rumahtangga miskin, didukung oleh kepentingan elite desa. Solidaritas dan kerjasama melemah. Hal ini masih didukung oleh program-program atas desa yang cenderung bersifat instan dan tidak berkelanjutan, hanya untuk kepentingan “image pemerintah atas desa” saja.
Ringkasan Novel: Siti Nurbaya
Sumber : http://awan965.wordpress.com/2009/04/14/ringkasan-novel-siti-nurbaya/
April 14, 2009 — awan sundiawan
SITTI NURBAYA
(Kasih Tak Sampai)
Pengarang : Marah Rusli (7 Agustus 1889-17 Januari 1968)
Penerbit : Balai Pustaka
Hampir semua kritikus sastra Indonesia menempatkan novel Sitti Nurbaya ini sebagai karya penting dalam sejarah kesusastraan Indonesia. Secara tematik, seperti yang disinggung H.B. Jassin, Zuber Usman, Ajip Rosidi, Sapardi Djoko Damono, maupun Teeuw, novel ini tidak hanya menampilkan latar social lebih jelas, tetapi juga mengandung kritik yang tajam terhadap adapt-istiadat dan tradisi kolot yang membelenggu. Novel ini pula yang pertama kali menampilkan masalah perkawinan dalam hubungannya dengan persoalan adat, yang kemudian banyak diikuti oleh pengarang-pengarang Indonesia sesudahnya.
Pada tahun 1969, novel ini memperoleh hadiah penghargaan dari pemerintah Indonesia sebagai hadiah tahunan yang diberikan setiap tanggal 17 Agustus- kini Hadiah Tahunan Pemerintah ini tidak dilanjutkan lagi.
Berbagai artikel maupun makalah yang membahas novel ini sudah banyak ditulis oleh para pengamat sastra Indonesia, baik dalam maupun luar negeri. Hingga kini, ulasannya masih terus banyak dilakukan, baik dalam konteks sejarah kesusastraan Indonesia modern, maupun dalam konteks social dan emansipasi wanita.
Di Malaysia, novel ini terbit pula dalam edisi bahasa Melayu. Pada tahun 1963 saja, di Malaysia itu, Sitti Nurbaya sudah mengalami cetak ulang ke-11. Untuk pengajaran sastra di tingkat sekolah lanjutan, novel ini merupakan salah satu novel wajib.
Tahun 1991, TVRI menyiarkan sinetron Sitti Nurbaya dengan pemeran utamanya Novia Kolopaking (sebagai Sitti Nurbaya) dan Gusti Randa (sebagai Samsulbahri).
Inilah ringkasannya.
Sutan Mahmud Syah termasuk salah seorang bangsawan yang cukup terkenal di Padang. Penghulu yang sangat disegani dan dihormati penduduk disekitarnya itu, mempunyai putra bernama Samsulbahri, anak tunggal yang berbudi dan berprilaku baik. Bersebelahan dengan rumah Sutan Mahmud Syah, tinggal seorang Saudagar kaya bernama Baginda Sulaiman. Putrinya, Sitti Nurbaya, juga merupakan anak tunggal keluarga kaya-raya itu.
Sebagaimana umumnya kehidupan bertetangga, hubungan antara keluarga Sutan Mahmud Syah dan keluarga Baginda Sulaiman, berjalan dengan baik. Begitu pula hubungan Samsulbahri dan Sitti Nurbaya. Sejak anak-anak sampai usia mereka menginjak remaja, persahabatan mereka makin erat. Apalagi, keduanya belajar di sekolah yang sama. Hubungan kedua remaja itu berkembang menjadi hubungan cinta. Perasaan tersebut baru mereka sadari ketika Samsulbahri akan berangkat ke Jakarta untuk melanjutkan sekolahnya.
Sementara itu, Datuk Meringgih, salah seorang saudagar kaya di Padang, berusaha untuk menjatuhkan kedudukan Baginda Sulaiman. Ia menganggap Baginda Sulaiman sebagai saingannya yang harus disingkirkan, di samping rasa iri hatinya melihat harta kekayaan ayah Sitti Nurbaya itu. “Aku sesungguhnya tidak senang melihat perniagan Baginda Sulaiman, makin hari makin bertambah maju, sehingga berani ia bersaing dengan aku. Oleh sebab itu, hendaklah ia dijatuhkan,” demikian Datuk Meringgih berkata (hlm. 92). Ia kemudian menyuruh anak buahnya untuk membakar dan menghancurkan bangunan, took-toko, dan semua harta kekayaan Baginda Sulaiman.
Akal busuk Datuk Meringgih berhasil. Baginda Sulaiman kini jatuh miskin. Namun, sejauh itu, ia belum menyadari bahwa sesungguhnya, kejatuhannya akibat perbuatan licik Datuk Meringgih. Oleh karena itu, tanpa prasangka apa-apa, ia meminjam uang kepada orang yang sebenarnya akan mencelakakan Baginda Sulaiman.
Bagi Datuk Meringgih kedatangan Baginda Sulaiman itu ibarat “Pucuk dicinta ulam tiba”, karena memang hal itulah yang diharapkannya. Rentenir kikir yang tamak dan licik itu, kemudian meminjamkan uang kepada Baginda Sulaiman dengan syarat harus dapat dilunasi dalam waktu tiga bulan. Pada saat yang telah ditetapkan, Datuk Meringgih pun datang menagih janji.
Malang bagi Baginda Sulaiman. Ia tak dapat melunasi utangnya. Tentu saja Datuk Meringgih tidak mau rugi. Tanpa belas kasihan, ia akan mengancam akan memenjarakan Baginda Sulaiman jika utangnya tidak segera dilunasi, kecuali apabila Sitti Nurbaya diserahkan untuk dijadikan istri mudanya.
Baginda Sulaiman tentu saja tidak mau putrid tunggalnya menjadi korban lelaki hidung belang itu walaupun sbenarnya ia tak dapat berbuat apa-apa. Maka, ketika ia sadar bahwa dirinya tak sanggup untuk membayar utangnya, ia pasrah saja digiring polisi dan siap menjalsni hukuman. Pada saat itulah, Sitti Nurbaya keluar dari kamarnya dan menyatakan bersedia menjadi istri Datuk Meringgih asalkan ayahnya tidak dipenjarakan. Suatu putusan yang kelak akan menceburkan Sitti Nurbaya pada penderitaan yang berkepanjangan.
Samsulbahri, mendengar peristiwa yang menimpa diri kekasihnya itu lewat surat Sitti Nurbaya, juga ikut prihatin. Cintanya kepada Sitti Nurbaya tidak mudah begitu saja ia lupakan. Oleh karena itu, ketika liburan, ia pulang ke Padang, dan menyempatkan diri menengok Baginda Sulaiman yang sedang sakit. Kebetulan pula, Sitti Nurbaya pada saat yang sama sedang menjenguk ayahnya. Tanpa sengaja, keduanya pun bertemu lalu saling menceritakan pengalaman masing-masing.
Ketika mereka sedang asyik mengobrol, datanglah Datuk Meringgih. Sifat Meringgih yang culas dan selalu berprasangka itu, tentu saja menyangka kedua orang itu telah melakukan perbuatan yang tidak pantas. Samsulbahri yang tidak merasa tidak melakukan hal yang tidak patut, berusaha membela diri dari tuduhan keji itu. Pertengkaran pun tak dapat dihindarkan.
Pada saat pertengkaran terjadi, ayah Sitti Nurbaya berusaha datang ke tempat kejadian. Namun, karena kondisinya yang kurang sehat, ia jatuh dari tangga hingga menemui ajalnya.
Ternyata ekor perkelahian itu tak hanya sampai di situ. Ayah Samsulbahri yang merasa malu atas tuduhan yang ditimpakan kepada anaknya, kemudian mengusir Samsulbahri. Pemuda itu terpaksa kembali ke Jakarta. Sementara Sitti Nurbaya, sejak ayahnya meninggal merasa dirinya telah bebas dan tidak perlu lagi tunduk dan patuh kepada Datuk Meringgih. Sejak saat itu ia tinggal menumpang bersama salah seorang familinya yang bernama Aminah.
Sekali waktu, Sitti Nurbaya bermaksud menyusul kekasihnya ke Jakarta. Namun, akibat tipu muslihat dan akal licik Datuk Meringgih yang menuduhnya telah mencuri harta perhiasan bekas suaminya itu, Sitti Nurbaya terpaksa kembali ke Padang. Oleh karena Sitti Nurbaya tidak bersalah, akhirnya ia bebas dari tuduhan. Namun, Datuk Meringgih masih juga belum puas. Ia kemudian menyuruh seseorang untuk meracun Sitti Nurbaya. Kali ini, perbuatannya berhasil. Sitti Nurbaya meninggal karena keracunan.
Rupanya, berita kematian Sitti Nurbaya membuat sedih ibu Samsulbahri. Ia kemudian jatuh sakit, dan tidak berapa lama kemudian meninggal dunia.
Berita kematian Sitti Nurbaya dan ibu Samsulbahri, sampai juga ke Jakarta. Samsulbahri yang merasa amat berduka, mula-mula mencoba bunuh diri. Beruntung, temannya, Arifin, dapat menggagalkan tindakan nekat Samsulbahri. Namun, lain lagi berita yang sampai ke Padang. Di kota ini, Samsulbahri dikabarkan telah meninggal dunia.
Sepuluh tahun berlalu. Samsulbahri kini telah menjadi serdadu kompeni dengan pangkat letnan. Ia juga sekarang lebih dikenal dengan nama Letnan Mas. Sebenarnya, ia menjadi serdadu kompeni bukan karena ia ingin mengabdi kepada kompeni, melainkan terdorong oleh rasa frustasinya mendengar orang-orang yang dicintainya telah meninggal. Oleh karena itu, ia sempat bimbang juga ketika mendapat tugas harus memimpin pasukannya memadamkan pemberontakan yang terjadi di Padang. Bagaimanapun, ia tak dapat begitu saja melupakan tanah leluhurnya itu. Ternyata pemberontakan yang terjadi di Padang itu didalangi oleh Datuk Meringgih.
Dalam pertempuran me;awan pemberontak itu, Letnan Mas mendapat perlawanan cukup sengit. Namun, akhirnya ia berhasil menumpasnya, termasuk juga menembak Datuk Meringgih, hingga dalang pemberontak itu tewas. Namun, Letnan Mas luka parah terkena sabetan pedang Datuk Meringgih.
Rupanya, kepala Letnan Mas yang terluka itu, cukup parah. Ia terpaksa dirawat dirumah sakit. Pada saat itulah timbul keinginan Letnan Mas untuk berjumpa dengan ayahnya. Ternyata, pertemuan yang mengharukan antara “Si anak yang hilang” dan ayahnya itu merupakan pertemuan terakhir sekaligus akhir hayat kedua orang itu. Oleh karena setelah Letnan Mas menyatakan bahwa ia Samsulbahri, ia mengembuskan napas di depan ayahnya sendiri. Adapun Sutan Mahmud Syah, begitu tahu bahwa Samsulbahri yang dikiranya telah meninggal beberapa tahun lamanya tiba-tiba kini tergolek kaku menjadi mayat akhirnya pun meninggal dunia pada keesokan harinya.
Rabu, 31 Maret 2010
Kutipan
Ketika saya sedang mencari-cari sesuatu yang menarik di Internet, saya menemukan kumpulan-kumpulan kutipan dari beberapa orang terkenal.
Saya akan mencoba menuliskannya kembali.
“Mencintai dan dicintai rasanya seperti merasakan matahari dari kedua sisi” - David Viscott -
“ Apakah teman itu? Teman adalah satu jiwa yang berada dalam dua tubuh” - Aristotles -
“ Setiap orang mendengar apa yang kau katakan. Teman mendengarkan apa yang kau katakan. Dan sahabat mendengarkan apa yang tak kau ucapkan” - Tanpa Nama -
“ Sebuah mawar bisa menjadi kebun. Seorang teman dapat menjadi sebuah dunia untukku” – Leo Buscaglia -
“ Ahh, indahnya perasaan ini. Genggaman tangan seorang sahabat lama” - Henry Wadsworth Longfellow -
“ Satu teman setia sama dengan seribu saudara” - Euripides -
“ Fesyen datang dan pergi, tapi gaya selamanya” - Yves Saint Laurent -
“ Tidak perduli apa yang kita lakukan dan dimana, yang terpenting adalah dengan siapa kita melakukannya” - Amalia Afifah –
Dan yang terakhir bukan orang terkenal, dia hanya seorang gadis biasa yang punya sebuah pemikiran… =)
Saya akan mencoba menuliskannya kembali.
“Mencintai dan dicintai rasanya seperti merasakan matahari dari kedua sisi” - David Viscott -
“ Apakah teman itu? Teman adalah satu jiwa yang berada dalam dua tubuh” - Aristotles -
“ Setiap orang mendengar apa yang kau katakan. Teman mendengarkan apa yang kau katakan. Dan sahabat mendengarkan apa yang tak kau ucapkan” - Tanpa Nama -
“ Sebuah mawar bisa menjadi kebun. Seorang teman dapat menjadi sebuah dunia untukku” – Leo Buscaglia -
“ Ahh, indahnya perasaan ini. Genggaman tangan seorang sahabat lama” - Henry Wadsworth Longfellow -
“ Satu teman setia sama dengan seribu saudara” - Euripides -
“ Fesyen datang dan pergi, tapi gaya selamanya” - Yves Saint Laurent -
“ Tidak perduli apa yang kita lakukan dan dimana, yang terpenting adalah dengan siapa kita melakukannya” - Amalia Afifah –
Dan yang terakhir bukan orang terkenal, dia hanya seorang gadis biasa yang punya sebuah pemikiran… =)
Dia Bukan Dewa, Dia Hanya Manusia
Ketika kita mengagumi, memuja, menghormati, dan menyayangi seseorang tentunnya kita menaruh harapan yang sangat tinggi pada orang itu.
Namun apa yang terjadi jika harapan itu jatuh?
Tentunya kita akan menjadi sangat kecewa. Tapi apakah itu kesalahan orang tersebut?
Bagi saya, jawabanyya bukan. Manusia tetaplah manusia, tetap melakukan kesalahan. Bukan berarti saya melakukan pembelaan terhadap kesalahan, hanya saja kita sering lupa bahwa kita sendiripun tidak luput dari kesalahan.
Manusia bukanlah dewa. Sebaik atau semulia apapun seseorang, tetaplah dia khilaf. Bahkan, Nabi Adam pun pernah melakukan kesalahan dengan mengikuti bujukan syetan untuk memakan buah yang dilarang oleh Tuhan hingga akhirnya Ia diusir dari surga.
Jadi, belajarlah memaafkan dan menerima segala kekurangan serta kelebihan orang lain.
Namun apa yang terjadi jika harapan itu jatuh?
Tentunya kita akan menjadi sangat kecewa. Tapi apakah itu kesalahan orang tersebut?
Bagi saya, jawabanyya bukan. Manusia tetaplah manusia, tetap melakukan kesalahan. Bukan berarti saya melakukan pembelaan terhadap kesalahan, hanya saja kita sering lupa bahwa kita sendiripun tidak luput dari kesalahan.
Manusia bukanlah dewa. Sebaik atau semulia apapun seseorang, tetaplah dia khilaf. Bahkan, Nabi Adam pun pernah melakukan kesalahan dengan mengikuti bujukan syetan untuk memakan buah yang dilarang oleh Tuhan hingga akhirnya Ia diusir dari surga.
Jadi, belajarlah memaafkan dan menerima segala kekurangan serta kelebihan orang lain.
Minggu, 14 Maret 2010
SEPATU
Saya sangat menyukai benda yang satu ini. Dari semua hal yang berhubungan dengan fesyen, saya paling tergila-gila dengan sepatu. Dan mulai mengoleksinya sejak di kelas XI.
Wanita memang sangat erat kaitannya dengan fesyen. Namun yang menurut saya paling penting adalah, tiap wanita harus memiliki, setidaknya, satu sepatu yang cantik dan anggun. Karena dengan sepatu yang indah, akan membawa kita ke tempat yang paling indah. –Meteor Garden-
Sekarang ini, sepatu sudah banyak jenis dan modelnya. Dan setiap model juga bisa disesuaikan dengan bentuk kaki kita. Jadi, selain memilihnya karena suka, kita juga harus pintar menyesuaikan dengan bentuk kaki kita.
Untuk si kaki gemuk, sangat cocok mengenakan sepatu Wedge. Untuk si kaki pendek cocok dengan Boots berhak tinggi. Dan untuk ke pesta, cocok sekali jika kita menggunakan sepatu Stiletto ataupun D’Orsay (yang hanya menutupi di satu sisi dan tumit). Jadi, berpintar-pintar lah dalam memilih sepatu, dan juga harus bijak dalam membelanjakan uang.
sumber: Nova No. 1151/XXIII
Wanita memang sangat erat kaitannya dengan fesyen. Namun yang menurut saya paling penting adalah, tiap wanita harus memiliki, setidaknya, satu sepatu yang cantik dan anggun. Karena dengan sepatu yang indah, akan membawa kita ke tempat yang paling indah. –Meteor Garden-
Sekarang ini, sepatu sudah banyak jenis dan modelnya. Dan setiap model juga bisa disesuaikan dengan bentuk kaki kita. Jadi, selain memilihnya karena suka, kita juga harus pintar menyesuaikan dengan bentuk kaki kita.
Untuk si kaki gemuk, sangat cocok mengenakan sepatu Wedge. Untuk si kaki pendek cocok dengan Boots berhak tinggi. Dan untuk ke pesta, cocok sekali jika kita menggunakan sepatu Stiletto ataupun D’Orsay (yang hanya menutupi di satu sisi dan tumit). Jadi, berpintar-pintar lah dalam memilih sepatu, dan juga harus bijak dalam membelanjakan uang.
sumber: Nova No. 1151/XXIII
Kamis, 04 Maret 2010
Perempuan dan Persahabatan
Persahabatan, adalah hal yang wajib dipelajari oleh setiap manusia. Yang tidak ada di dalam kurikulum manapun, tidak dipelajari di bangku sekolah, tetapi jika kita tidak mempelajari arti persahabatan, maka kita tidak akan bisa mengerti apapun –Muhamad Ali-.
Kutipan diatas berasal dari mantan petinju professional dunia Muhamad Ali. Dan saya sangat setuju dengan beliau. Sebagai seorang perempuan, bukan berarti laki-laki tidak, tentu membutuhkan sahabat dalam hidupnya. Saya adalah salah satu wanita yang mengagumi persahabatan. Bagi saya, persahabatan adalah hal yang mulia. Hubungan terindah nomer dua setelah hubungan antara Orang Tua – Anak. Mungkin saya agak berlebihan, tapi memang seperti itulah yang saya rasakan.
Orang – orang yang hadir di dalam kehidupan kita, menghabisi hari-hari bersama kita, tertawa bersama, melengkapi kekurangan kita, memberi rasa percaya diri, membuat diri kita istimewa, dan pastinya orang yang mencintai kita. Saya termasuk orang yang beruntung, karma memiliki sahabat-sahabat yang hebat. Maka tiap hari pun saya berdoa kepada Tuhan, “Tuhan, izinkan kami tetap menjadi sahabat. Baik di kehidupan sekarang, maupun di kehidupan mendatang…”
Persahabatan, adalah hal yang wajib dipelajari oleh setiap manusia. Yang tidak ada di dalam kurikulum manapun, tidak dipelajari di bangku sekolah, tetapi jika kita tidak mempelajari arti persahabatan, maka kita tidak akan bisa mengerti apapun –Muhamad Ali-.
Kutipan diatas berasal dari mantan petinju professional dunia Muhamad Ali. Dan saya sangat setuju dengan beliau. Sebagai seorang perempuan, bukan berarti laki-laki tidak, tentu membutuhkan sahabat dalam hidupnya. Saya adalah salah satu wanita yang mengagumi persahabatan. Bagi saya, persahabatan adalah hal yang mulia. Hubungan terindah nomer dua setelah hubungan antara Orang Tua – Anak. Mungkin saya agak berlebihan, tapi memang seperti itulah yang saya rasakan.
Orang – orang yang hadir di dalam kehidupan kita, menghabisi hari-hari bersama kita, tertawa bersama, melengkapi kekurangan kita, memberi rasa percaya diri, membuat diri kita istimewa, dan pastinya orang yang mencintai kita. Saya termasuk orang yang beruntung, karma memiliki sahabat-sahabat yang hebat. Maka tiap hari pun saya berdoa kepada Tuhan, “Tuhan, izinkan kami tetap menjadi sahabat. Baik di kehidupan sekarang, maupun di kehidupan mendatang…”
Senin, 22 Februari 2010
CARAMEL
Apakah Anda sudah pernah menonton film yang berjudul Caramel? Atau mungkin mendengar kisahnya?
Saya ingin mengulas cerita dari film ini. Film yang masuk dalam nominasi Festival Film Cannes ini menceritakan tentang kehidupan wanita-wanita dan segala permasalahannya.
Bertempat di Kota Beirut, Lebanon, salon kecantikan yang didirikan oleh empat orang sahabat yang datang dari generasi berbeda.
Layale, gadis cantik usia 20an yang jatuh cinta dengan pria yang sudah menikah, yang selalu ditemuinya secara diam-diam.
Nisrine, akan segera menikah dan memiliki rahasia yang dia yakini akan terbongkar pada saat menikah nanti oleh calon suaminya yang temperamental bahwa sebenarnya dia sudah tidak perawan.
Jamal, seorang ibu tunggal dengan dua orang anak remaja, yang belum bisa menerima dirinya bahwa telah memasuki usia yang tidak muda lagi dan sudah memasuki masa menapouse.
Rima, gadis muda yang sangat maskulin tetapi cantik, yang ternyata jatuh cinta dengan seorang pelanggan salonnya yang seorang perempuan juga.
Salon tersebut bersebelahan dengan sebuah rumah yang ditinggali oleh dua bersaudari paruh baya, Lily dan Rose.
Lily sang kakak mengalami penyakit gangguan mental, maka dari itu sang adik Rose, satu-satunya keluarganya yang dimiliki Lily harus menjaganya hingga usia mereka yang senja.
Namun disela-sela kehidupan Rose yang sepi itu, Rose membuka usaha jahitan, dan ada seorang pria paruh baya yang juga langganannya diam-diam mencintainya dengan caranya sendiri.
Selain itu, ada seorang polisi muda tampan yang diam-diam juga mengagumi Layale, dan akhirnya menjadi penyelamat Layale dari pria yang salah.
Hal yang menarik untuk saya dari film ini adalah kisahnya yang diambil sepenggal-sepenggal dan sangat bersentuhan dengan wanita.
Sang penulis tahu persis bahwa masalah-masalah seperti itu banyak sekali wanita yang masih mengalaminya.
Dan sepertinya film ini sangat bagus untuk kita sebagai wanita, untuk mempelajari bahwa hidup harus memilih dan tidak selalu berjalan seperti yang kita inginkan, namun tetap berjalan sebagaimana mestinya dan harus kita jalani sebaik mungkin.
Langganan:
Postingan (Atom)