Powered By Blogger

Senin, 22 Februari 2010

CARAMEL




Apakah Anda sudah pernah menonton film yang berjudul Caramel? Atau mungkin mendengar kisahnya?
Saya ingin mengulas cerita dari film ini. Film yang masuk dalam nominasi Festival Film Cannes ini menceritakan tentang kehidupan wanita-wanita dan segala permasalahannya.
Bertempat di Kota Beirut, Lebanon, salon kecantikan yang didirikan oleh empat orang sahabat yang datang dari generasi berbeda.
Layale, gadis cantik usia 20an yang jatuh cinta dengan pria yang sudah menikah, yang selalu ditemuinya secara diam-diam.
Nisrine, akan segera menikah dan memiliki rahasia yang dia yakini akan terbongkar pada saat menikah nanti oleh calon suaminya yang temperamental bahwa sebenarnya dia sudah tidak perawan.
Jamal, seorang ibu tunggal dengan dua orang anak remaja, yang belum bisa menerima dirinya bahwa telah memasuki usia yang tidak muda lagi dan sudah memasuki masa menapouse.
Rima, gadis muda yang sangat maskulin tetapi cantik, yang ternyata jatuh cinta dengan seorang pelanggan salonnya yang seorang perempuan juga.
Salon tersebut bersebelahan dengan sebuah rumah yang ditinggali oleh dua bersaudari paruh baya, Lily dan Rose.
Lily sang kakak mengalami penyakit gangguan mental, maka dari itu sang adik Rose, satu-satunya keluarganya yang dimiliki Lily harus menjaganya hingga usia mereka yang senja.
Namun disela-sela kehidupan Rose yang sepi itu, Rose membuka usaha jahitan, dan ada seorang pria paruh baya yang juga langganannya diam-diam mencintainya dengan caranya sendiri.
Selain itu, ada seorang polisi muda tampan yang diam-diam juga mengagumi Layale, dan akhirnya menjadi penyelamat Layale dari pria yang salah.
Hal yang menarik untuk saya dari film ini adalah kisahnya yang diambil sepenggal-sepenggal dan sangat bersentuhan dengan wanita.
Sang penulis tahu persis bahwa masalah-masalah seperti itu banyak sekali wanita yang masih mengalaminya.
Dan sepertinya film ini sangat bagus untuk kita sebagai wanita, untuk mempelajari bahwa hidup harus memilih dan tidak selalu berjalan seperti yang kita inginkan, namun tetap berjalan sebagaimana mestinya dan harus kita jalani sebaik mungkin.